Menu

Poundsterling Bertahan Abaikan Data Pinjaman Publik

Galuh

GBP/USD masih bertengger di kisaran tertinggi 2 minggu meski data pinjaman publik yang rilis Selasa (21/10) ini menunjukkan penurunan yang lebih buruk dari perkiraan analis. Di sisi lain, sentimen ekonomi global yang makin terbebani dengan lambatnya angka pertumbuhan Tiongkok dinilai dapat menyeret ekonomi AS dan melemahkan permintaan terhadap USD.

GBP/USD masih bertengger di kisaran tertinggi 2 minggu meski data pinjaman publik yang rilis Selasa (21/10) ini menunjukkan penurunan yang lebih buruk dari perkiraan analis. Di sisi lain, sentimen ekonomi global yang makin terbebani dengan lambatnya angka pertumbuhan Tiongkok dinilai dapat menyeret ekonomi AS dan melemahkan permintaan terhadap USD.


GBP/USD diperdagangkan di 1.6167 pada sesi trading Selasa (21/10) ini, atau tidak banyak berubah dari pencapaian tertinggi sejak 9 Oktober di 1.6183. Di sisi lain, Poundsterling makin melemah terhadap Euro, yang berhasil menguat 0.10% ke level 0.7926.

Tak Hiraukan Buruknya Data Pinjaman Pemerintah

Posisi Sterling sedikit bergeser setelah data ekonomi dari ONS (Badan Statistik Nasional) Inggris menunjukkan angka peningkatan untuk pinjaman pemerintah di bulan September. Hasil buruk ini membalik prediksi yang memperkirakan angka pinjaman publik akan turun £9.20 triliun dari perolehan £10.96 triliun di bulan sebelumnya. Akan tetapi, laporan yang muncul sore ini justru memperlihatkan kenaikan pada pinjaman pemerintah sebesar £11.07 triliun. Pencapaian ini dinilai berpeluang akan menyulitkan upaya Menteri Keuangan George Osborne yang berikrar akan memotong defisit anggaran senilai lebih dari 10% dalam jangka waktu 12 bulan ke depan.

Penambahan pada pinjaman publik ini tidak terlalu berpengaruh pada nilai pair GBP/USD yang masih terdukung oleh ekspektasi terhadap peningkatan GDP Inggris. Membaiknya data pertumbuhan Inggris yang akan rilis Jumat besok disinyalir akan semakin mendorong kemungkinan BOE untuk menaikkan suku bunga pada semester kedua tahun depan. Sementara itu, pimpinan ekonomi dari BOE, Andrew Haldane lebih memilih untuk menahan nilai suku bunga lebih lama lagi terkait dengan outlook pertumbuhan domestik dan global yang masih diliputi ketidakpastian.

Perlambatan Tiongkok Perburuk Outlook Perekonomian Global

GDP tahunan Cina mencapai 7.3% di kuartal ketiga, atau hanya bertambah 0.1% dari perkiraan analis. Hasil data GDP tersebut menunjukkan pelambatan angka pertumbuhan ekonomi Cina yang pada periode sebelumnya sempat mencapai 7.5%. Tingkat pertumbuhan tersebut adalah hasil terendah sejak masa krisis finansial2009 lalu.

Perlambatan angka pertumbuhan Tiongkok pada kuartal ketiga dikhawatirkan akan mampu menggagalkan target tahunan di level 7.5%. Hal ini juga memicu spekulasi terhadap pemberian stimulus baru oleh pemerintah Cina yang diperkirakan akan dilakukan untuk menahan laju perlambatan.

Semakin banyaknya indikasi penurunan ekonomi global yang bermunculan juga dicemaskan akan berpengaruh buruk terhadap ekonomi AS, yang berpotensi akan menurunkan permintaan terhadap Greenback.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE