Menu

RBA Potong Suku Bunga Acuan Menjadi 2 Persen, AUD/USD Melambung

N Sabila

Bank Sentral Australia (RBA) pada Selasa (05/05) memutuskan untuk memotong tingkat suku bunga acuannya ke level rendah 2 persen, dari sebelumnya di 2.25 persen, dengan alasan lemahnya perekonomian. Reduksi tingkat suku bunga ini sudah banyak diekspektasikan sebelumnya, dan kebijakan ini menjadi yang kedua kalinya dalam tiga bulan.

Bank Sentral Australia (RBA) pada Selasa (05/05) memutuskan untuk memotong tingkat suku bunga acuannya ke level rendah 2 persen, dari sebelumnya di 2.25 persen, dengan alasan lemahnya perekonomian. Reduksi tingkat suku bunga ini sudah banyak diekspektasikan sebelumnya, dan kebijakan ini menjadi yang kedua kalinya dalam tiga bulan. Tingkat suku bunga pinjaman kali ini adalah yang terendah sejak tahun 1950.


Pemotongan suku bunga sebelumnya, yang dimulai pada bulan Februari lalu dimana suku bunga acuan dipotong dari 2.5 persen menjadi 2.25 persen, bertujuan untuk menggenjot investasi bisnis di luar sektor pertambangan dan membangkitkan semangat "animal spirit" untuk menciptakan lapangan kerja dan memunculkan inovasi. Akan tetapi, hal ini juga dapat mengipas bara yang menyebabkan panasnya sektor pasar properti Sydney dan menyebabkan risiko yang membuat adanya gelembung pasar properti.

Pemotongan suku bunga RBA pada hari ini terjadi beberapa hari setelah pernyataan kuartalan kebijakan moneter RBA, dimana disebutkan, bank sentral akan merinci dan mengupas satu persatu kelemahan yang terjadi dalam perekonomian Australia seperti rendahnya harga komoditas, menurunnya investasi modal, dan naiknya tingkat pengangguran relatif, serte melambatnya perekonomian China serta lemahnya permintaan global.

Dolar Australia Melonjak

Menanggapi laporan ini, Dolar Australia justru melambung tinggi, dengan AUD/USD yang diperdagangkan di 0.7887 atau melompat 0.64 persen. Padahal, sebelum laporan pemotongan suku bunga RBA ini, AUD/USD terpantau flat meski indeks jasa AIGroup dilaporkan meleset 0.5 poin ke posisi 49.7 pada bulan April, melorot dari 50.2 pada bulan Maret.

Neraca perdagangan Australia juga dilaporkan defisit pada bulan Maret, dengan hasil defisit 1.61 miliar Dolar Australia pada bulan Februari, melebar dari defisit 1.14 miliar Dolar Australi pada bulan Januari. Ekspor jatuh 2 persen, begitupun impor juga anjlok sebanyak 2 persen. Menurut ekonom yang diwawancarai oleh The Australian.com, meskipun volume bijih besi dan mineral mengalami kenaikan, tetapi harganya mengalami penurunan pada bulan Maret.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE