Menu

Sektor Non Manufaktur AS Merosot, Yen Tetap Terpuruk

Kukuh Raharjo

Industri jasa AS tersendat di bulan September lalu. Pencapaian indeks 59.0 di momentum sebelumnya harus terkoreksi ke level 56.9 poin. Agaknya para manajer di sektor ini masih cukup berhati-hati dalam meningkatkan akselerasi pembelanjaannya.

Hasil survei Purchasing Managers' Index (PMI) yang dilakukan oleh Institute Supply Management (ISM) yang berbasis di Arizona, menjauhi perkiraan para ekonom. Setelah selama dua bulan berturut-turut melempem, sektor ini di bulan September lalu juga tak segera menunjukkan gairahnya, dan justru malah semakin memburuk. Meski dipatok pada angka 58.0 oleh para ahli, tapi faktanya terjadi koreksi lebih dalam ke level 56.9.


Masih Ada Harapan

Hampir keseluruhan sub sektor dari sektor diluar manufaktur AS menampakkan hasil yang kurang memuaskan. Walau begitu, indikasi masih adanya ekspansi tetap nampak. Dengan pagu 50.0 maka indeks survei yang didapat pada bulan September ini paling tidak menunjukkan gambaran kalau roda perekonomian dalam negeri masih cukup kuat berputar. Seperti sudah diketahui, non manufaktur adalah sektor yang lebih banyak bergerak pada aktifitas industri di dalam negeri. Dari keseluruhan, sub sektor manakah yang paling menunjukkan optimime ditengah melempemnya gairah ini? Dari hasil responsi ini, para manajer di indutri layanan kesehatan dan informasi lah yang tampil dengan kepercayaan diri lebih ketimbang para manajer di industri layanan lainnya.

Melihat optimisme tersebut, akankah itu menjadi modal yang cukup untuk mengangkat anjloknya performa industri ini di bulan-bulan mendatang? Kemungkinan tersebut tentu aja akan tetap ada. Jika dilihat dari hasil NFP minggu lalu (walaupun tak begitu menggembirakan juga), sentimen investor ternyata masih menunjukkan sinyal bahwa perlambatan iklim bisnis di kwartal ke tiga ini tampaknya hanya sementara saja.


Yen Mengekor

Sentimen pasar yang terjadi selama hari-hari yang lalu masih belum juga berubah. Yen masih berani melawan di saat-saat tertentu. Tetapi seharian ini tampaknya sang samurai tak begitu tajam terasah, sehingga dengan sedikit saja pukulan, Greenback berhasil menumpulkan nyalinya.

Dibuka dengan pijakan level 119.98, USD/JPY terus terkerek melompati pagu psikologis 120. Rumor akan diperluasnya pelonggaran kebijakan moneter oleh BoJ cukup mengganggu sentimen terhadap mata uang Jepang ini. Praktis hal itu sudah menjatuhkan Yen sebanyak 0.40 persen sampai saat ulasan ini diunggah.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE