Menu

Tak Ada Cinta Bagi Dolar Jelang Rilis Data Inflasi Januari

A Muttaqiena

Para pelaku pasar was-was mengantisipasi rilis data Inflasi Amerika Serikat yang akan diterbitkan nanti malam, sementara sentimen risiko pasar masih gamang.

Seputarforex.com - Dolar AS merosot ke level terendah lima belas bulan versus Yen Jepang pada perdagangan hari Rabu ini (14/Februari), dan Indeks Dolar AS (DXY) menyentuh level terendah sepekan. Pasalnya, para pelaku pasar was-was mengantisipasi rilis data Inflasi Amerika Serikat yang akan diterbitkan nanti malam, sementara sentimen risiko pasar masih gamang pasca gejolak pasar finansial global yang terjadi minggu lalu.

 

Indeks Dolar AS (DXY) tercatat -0.24% ke 89.52 saat berita ditulis. Pasangan mata uang USD/JPY longsor hingga -0.39% ke 107.39, meskipun data GDP Jepang yang dirilis tadi pagi terbilang mengecewakan. Sejoli EUR/USD naik +0.23% ke 1.2377, sedangkan GBP/USD stagnan di kisaran 1.3896. Diantara mata uang komoditas, NZD/USD menjadi top scorer dengan melonjak +0.46% ke 0.7306, selagi AUD/USD menanjak +0.13% ke 0.7869.

Volatilitas di pasar modal global telah menjadi penggerak pasar sejak minggu lalu, dan nampaknya masih berlanjut hingga kini, meski sejumlah bursa sudah mengalami pemulihan. Anjloknya Nikkei pada perdagangan hari Rabu ini memicu pelarian dana besar-besaran ke Yen Jepang, sehingga memperdalam kekalahan Dolar AS dalam pasangan mata uang USD/JPY.

Data penting berikutnya yang dinantikan pasar hari ini adalah Inflasi Amerika Serikat yang akan dilaporkan oleh Bureau of Labor Statistics pada pukul 20:30 WIB, dengan perkiraan CPI naik +0.3% MoM dan Core CPI naik +0.2% MoM. Investor akan menilai apakah laporan tersebut akan menggoyahkan kembali pemulihan pasar modal yang rapuh, atau membuka jalan bagi perbaikan sentimen yang lebih berkelanjutan.

Perlu diperhatikan bahwa aksi jual di pasar modal pada awal bulan Februari, awalnya dipicu oleh kekhawatiran mengenai kemungkinan kenaikan inflasi dan suku bunga yang lebih cepat dibanding perkiraan di Amerika Serikat. Kenaikan suku bunga, pada gilirannya, dapat menekan prospek ekspansi korporasi AS maupun belanja konsumen. Oleh karenanya, asumsi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi yang muncul ketika Presiden Donald Trump mengumumkan pemangkasan pajak akhir tahun lalu, perlu dicabut dari perhitungan investor, jika inflasi dan suku bunga AS memang melesat lebih pesat.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD

Virdian

Wkwkw.. Dolar kurang cinta di hari cinta





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE