Menu

Tekanan Brexit Melonggar, Minyak Abaikan Pertambahan Drilling Rigs

A Muttaqiena

Harga minyak kembali meningkat pada sesi perdagangan Senin pagi (20/6), berpijak pada pelemahan Dolar dan melonggarnya kekhawatiran terkait kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Harga minyak kembali meningkat pada sesi perdagangan Senin pagi (20/6), berpijak pada pelemahan Dolar dan melonggarnya kekhawatiran terkait kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Saat berita ini diangkat, Brent diperdagangkan pada kisaran $49.52 dan WTI di sekitar $48.42 per barel. Penguatan minyak tersebut mensinyalkan perhatian pasar sekarang yang terpusat ke risiko global, lebih dari data terkait pasar minyak sendiri.

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekelompok mata uang lainnya, terpantau melorot sejak pertengahan pekan lalu, setelah rapat kebijakan moneter bank sentralnya mengindikasikan takkan menaikkan suku bunga dalam dua-tiga bulan ke depan. Dari 94.928 pada tanggal 14 Juni, DXY hari ini terlihat lesu di 93.585.

Sementara itu, risiko keluarnya Inggris dari Uni Eropa telah mendorong harga minyak hapus kenaikan harga tiga pekan pada Rabu lalu. Namun demikian, tekanan melonggar setelah pembunuhan atas anggota parlemen Jo Cox, seorang politisi populer pendukung Bremain (Britain Remain), oleh salah satu simpatisan Brexit (Britain exit). Peristiwa tersebut ditengarai meningkatkan simpati pemilih bagi kubu yang menginginkan Inggris tetap tinggal dalam Uni Eropa. Tiga hasil polling yang dirilis pada hari Sabtu lalu menunjukkan bahwa dukungan bagi pihak "Remain" kembali mengungguli "Exit".

Kedua faktor tersebut mendorong pemulihan harga minyak, meskipun data Baker Hughes di saat bersamaan menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan migas Amerika Serikat kembali meningkatkan jumlah oil rigs yang difungsikan untuk pekan ketiga berturut-turut. Dalam sepekan yang berakhir tanggal 17 Juni, tercatat oil rigs bertambah 9 buah dari 328 ke 337. Data tersebut mengipasi spekulasi kalau produksi AS tengah rebound, sekaligus menggarisbawahi kekhawatiran akan melimpahnya lagi surplus di pasar minyak.

Pekan ini, referendum Brexit yang akan digelar tanggal 23 Juni mendatang masih akan menyita perhatian investor. Namun sebelum itu, ketua Federal Reserve Janet Yellen dijadwalkan berbicara dalam acara dengar pendapat di Kongres AS pada hari Selasa dan Rabu. Data persediaan minyak AS versi EIA yang bakal dirilis hari Kamis juga turut diperhatikan guna memantau sinyal-sinyal terkait supply dan demand komoditas ini.

 


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE