Menu

Tensi Politik AS Sokong Harga Emas Tetap Solid

Utari

Meski demikian, harga emas dibayangi oleh tingginya peluang kenaikan suku bunga bulan Juni oleh Federal Reserve setelah rilis data GDP AS pekan kemarin.

Seputarforex.com- Harga emas di sesi Asia pada hari Senin (29/05) terpantau masih di dekat level tertinggi empat pekan setelah pada sesi sebelumnya mengalami kenaikan sebesar satu persen. Kondisi ini terjadi didorong oleh naiknya permintaan aset safe haven karena potensi risiko geopolitik dan tindakan Donald Trump.

Saat berita ini ditulis, harga emas batangan pecahan 1 gram bersertifikat Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Antam), Tbk melonjak ke level harga Rp 590,000. Sementara itu, harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Agustus pada Comex New York Mercantile Exchange naik ke kisaran harga 1,269 Dolar AS per troy ons dan harga emas spot XAU/USD mengalami kenaikan tipis menjadi diperdagangkan di level harga 1,266 Dolar AS.

 

Kenaikan Harga Emas Disokong Risiko Geopolitik

Dalam sesi perdagangan akhir pekan lalu, harga logam mulia emas mampu meningkat sangat signifikan. Menurut Carsten Menke, seorang analis di Julius Baer, harga emas mendapatkan sokongan dari kabar peluncuran misil Korut dan gejolak politik gara-gara Donald Trump yang memunculkan ketidakpastian di pasar finansial global.

Para investor mencemaskan tindakan Donald Trump dan potensi kegaduhan politik AS yang ditimbulkannya. Saat kembali ke Gedung Putih setelah selama sembilan hari ia melakukan kunjungan ke beberapa negara Timur Tengah dan Eropa, Trump menyerang media massa dan menyebut berita tentang keterlibatan Rusia dalam kampanye-nya dalam pilpres 2016 lalu sebagai berita palsu.

Emas Dibayangi Rate Hike Bulan Juni

Terlepas dari Donald Trump, Carsten Menke menilai, emas akan cenderung turun dan kurs Dolar AS akan mampu meninggi lagi, seiring peluang besar kenaikan tingkat suku bunga bulan Juni nanti. Menurut Fed Watch Tool milik CME Group, probabilitas rate hike oleh Federal Reserve pada bulan Juni naik dari sebelumnya 74 persen menjadi 88 persen.

Kian tingginya kemungkinan bank sentral AS untuk menaikkan tingkat suku bunga-nya terjadi sejalan dengan rilis data GDP AS yang menunjukkan penguatan di atas ekspektasi. Data tersebut bertumbuh 1.2 persen daripada sebelumnya yang hanya naik 0.7 persen. Oleh karena itu, positifnya rilis serangkaian data ekonomi AS bisa jadi mempengaruhi pergerakan harga emas selanjutnya meski saat ini secara teknikal, tren harga si kuning masih kuat.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE