Menu

Wapres ECB Khawatir Apresiasi Euro, Ingin Pertahankan QE

A Muttaqiena

Vitor Constancio, Wakil Presiden ECB, khawatir Euro tidak selaras dengan fundamental ekonomi dan menyarankan agar ECB tak buru-buru merubah kebijakan.

Seputarforex.com - Euro selip untuk kedua kalinya dari level tinggi tiga tahun pada sesi Eropa hari ini (17/Januari), meskipun EUR/USD sempat tembus ambang $1.23 setelah Jens Weidmann dari Bundesbank menyatakan persetujuannya pada rencana bank sentral Eropa (ECB) untuk mengakhiri Quantitative Easing (QE). Pasalnya, Vitor Constancio, Wakil Presiden ECB, justru khawatir kalau Euro tidak bergerak selaras dengan fundamental ekonomi dan menyarankan agar ECB tak buru-buru merubah kebijakan.

 

 

Apresiasi Euro Kacaukan Pencapaian Target Inflasi

Pelemahan Dolar AS dan meningkatnya optimisme pasar pada perbaikan ekonomi Eropa di awal tahun 2018 ini telah mendorong Euro reli ke puncak tertinggi tiga tahun, melanjutkan kenaikan yang dialami sepanjang tahun lalu. Namun, laju penguatan nilai tukar Euro yang mencapai lebih dari 3 persen dalam dua pekan terakhir, menciptakan kekhawatiran tersendiri dari para pejabat ECB.

Beberapa hari yang lalu, Presiden Bank Sentral Prancis sekaligus anggota penyusun kebijakan ECB, Francoise Villeroy de Galhau, mengatakan, "...evolusi nilai tukar baru-baru ini adalah sumber ketidakpastian yang perlu dipantau terkait kemungkinan dampaknya terhadap harga-harga barang impor."

Pernyataan tersebut terkait dengan fakta bahwa Euro telah terapresiasi lebih dari 15 persen terhadap Dolar AS tahun lalu, sehingga harga barang-barang impor penting --seperti Minyak-- makin murah di Zona Euro. Akibatnya, harga energi menjadi lebih rendah dan laju inflasi --yang dihitung dari kenaikan harga-harga barang dan jasa dalam periode tertentu-- mengalami kesulitan untuk mencapai target inflasi dua persen yang telah ditentukan ECB.

Rabu siang ini, giliran Vitor Constancio mengungkapkan kerisauannya dalam sebuah wawancara dengan media Italia, La Repubblica. Mantan Gubernur Bank Sentral Portugal ini menyatakan, "Saya khawatir pada pergerakan mendadak yang tidak merefleksikan perubahan dalam fundamental," saat ditanya mengenai kuatnya Euro akhir-akhir ini. Lanjutnya juga, "(Jika) melihat fundamental, inflasi agak menurun di bulan Desember."

Constancio juga mengirim sinyal kalau ECB akan mempertahankan kebijakan moneter longgar, termasuk pembelian obligasi (Quantitative Easing) hingga waktu lama. Katanya, "Kami melihat perlunya penyesuaian secara bertahap dalam semua elemen di panduan ke depan kami, jika ekonomi terus bertumbuh dan inflasi terus bergerak menuju target kami. Ini tidak berarti perubahan akan terjadi segera."

 

Menyemai Ketidakpastian

Menanggapi perbedaan pendapat antara Jens Weidmann dan Vitor Constancio, pakar strategi dari ING, Viraj Patel, mengatakan, "ECB memainkan 'good cop, bad cop' dalam komentar mereka mengenai Euro, tetapi tak diragukan lagi bahwa reli mata uang ini telah menyemai benih-benih ketidakpastian di benak para pengambil kebijakan ECB."

Sedangkan pakar strategi dari Morgan Stanley mengatakan dalam sebuah catatan yang dikutip oleh Reuters bahwa asalkan target inflasi tercapai dan pertumbuhan tetap kuat, apreasiasi Euro akan ditoleransi oleh ECB.

Namun, dalam rilis data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Zona Euro sore ini, nampak laju inflasi stagnan dengan CPI 1.4% YoY dan Core CPI 0.9% YoY di bulan Desember, meski sejalan dengan ekspektasi. Laju CPI bulanan tercatat 0.4%, sesuai ekspektasi dan masih sama dengan kenaikan di bulan November. Kenaikan hanya nampak pada Core CPI dalam basis bulanan yang meningkat 0.5%, lebih baik dari -0.1% di bulan November.

Saat berita dirilis, satu jam setelah publikasi data CPI, EUR/USD berada pada posisi -0.20% di 1.2235. Pasangan mata uang EUR/GBP juga terkoreksi -0.23% ke 0.8867, sedangkan EUR/JPY cenderung flat di kisaran 135.40.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE