Menu

Weidmann: Sepantasnya ECB Hentikan Pembelian Obligasi Tahun Ini

A Muttaqiena

Jens Weidmann juga mengamini prediksi kenaikan suku bunga ECB di pertengahan tahun 2019 mendatang, sehingga mendongkrak Euro.

Seputarforex.com - Euro sempat terkoreksi terhadap Dolar AS di awal sesi Amerika kemarin, tetapi kembali pulih dan bahkan sempat menembus 1.2300 pada awal sesi Asia hari Rabu ini (17/Januari). Selain karena kelemahan Dolar AS secara umum, pemulihan Euro juga didukung oleh komentar hawkish Jens Weidmann, pimpinan bank sentral Jerman (Bundesbank) yang juga berperan sebagai anggota penyusun kebijakan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB). Saat berita ditulis, EUR/USD diperdagangkan naik 0.25% di 1.2289, sedangkan EUR/JPY naik 0.22% di 135.74.

 

QE Berakhir Tahun Ini, Suku Bunga Naik Tahun Depan

Dalam wawancaranya dengan media Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ), Jens Weidmann mengungkapkan bahwa "pantas" bagi ECB untuk menghentikan program pembelian obligasi yang dijalankan dalam kerangka paket stimulus moneter (Quantitative Easing/QE) dan direncanakan akan berlangsung hingga September 2018.

"Jika perkembangan positif terus berlanjut, akan menjadi logis untuk tidak melakukan pembelian (obligasi) secara substansial lebih dari apa yang sudah ditentukan," katanya. Kemudian ketika ditanya mengenai apakah itu artinya QE akan berakhir di tahun 2018, ia mengatakan akan "menganggapnya layak dalam perspektif hari ini. Itulah yang telah diperhitungkan di pasar modal. Namun, pada umumnya saya tidak melakukan forecast atas keputusan Dewan Gubernur ECB."

Selain itu, Weidmann mengamini prediksi pasar mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga ECB di pertengahan tahun 2019 mendatang. Ia menyatakan, "Ekspektasi (kenaikan suku bunga) itu nampaknya kurang lebih sejalan dengan panduan ke depan dari Dewan Gubernur ECB, yang mengatakan bahwa suku bunga hanya akan dinaikkan jauh setelah net asset purchases (pembelian obligasi) diakhiri."

Pada hari Senin, Ardo Hansson, rekan Weidmann di ECB sekaligus Gubernur Bank Sentral Estonia, juga menyampaikan dukungannya agar bank sentral mengakhiri pembelian obligasi tahun ini. Bahkan, ia berpendapat kalau ECB semestinya melakukan penyesuaian kebijakan sebelum Musim Panas, dan menghentikan pembelian obligasi sepenuhnya setelah September.

 

 

Apresiasi Nilai Tukar Bisa Mempersulit

Sementara itu, kolega mereka lainnya, Francoise Villeroy de Galhau yang menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Prancis, baru-baru ini menyampaikan kekhawatirannya mengenai apresiasi Euro. Dalam wawancara dengan media Boersen Zeitung, ia mengekspresikan keyakinannya bahwa laju inflasi Zona Euro bergerak menuju target dua persen yang telah ditentukan ECB, walaupun angka Inflasi Inti stagnan pada 0.9% dalam tiga bulan terakhir.

 

"Pertanyaannya hanyalah mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target (inflasi) kita. Dalam hal ini, evolusi nilai tukar baru-baru ini adalah sumber ketidakpastian yang perlu dipantau terkait kemungkinan dampaknya terhadap harga-harga barang impor," papar Villeroy.

Pernyataan tersebut terkait dengan fakta bahwa Euro telah terapresiasi lebih dari 15 persen terhadap Dolar AS tahun lalu, sehingga harga barang-barang impor penting --seperti Minyak-- makin murah di Zona Euro. Akibatnya, harga energi menjadi lebih rendah dan laju inflasi --yang dihitung dari kenaikan harga-harga barang dan jasa dalam periode tertentu-- mengalami kesulitan untuk menanjak.

Baik pembahasan mengenai penghentian program pembelian obligasi maupun nilai tukar, kemungkinan akan dibahas dalam rapat ECB berikutnya pada tanggal 25 Januari mendatang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE