Menu

Yen Acuhkan Cerahnya Ekspor Jepang, Analis: Surplus Ini Cuma Sementara

N Sabila

Yen terpantau flat dan sedikit menurun terhadap Dolar AS pada Rabu (22/04) hari ini walaupun neraca perdagangan Jepang dilaporkan mengalami ayunan kenaikan yang cukup tinggi. USD/JPY menduduki posisi 119.70, tak jauh dari level tinggi satu minggu di 119.83 yang terbentuk pada malam hari tadi. Meski demikian, neraca perdagangan Jepang diperkirakan akan kembali defisit pada bulan April.

Yen terpantau flat dan sedikit menurun terhadap Dolar AS pada Rabu (22/04) hari ini walaupun neraca perdagangan Jepang dilaporkan mengalami ayunan kenaikan yang cukup tinggi. USD/JPY menduduki posisi 119.70, tak jauh dari level tinggi satu minggu di 119.83 yang terbentuk pada malam hari tadi. Sedangkan, EUR/JPY kembali ke kisaran 128.50, atau naik dari level rendah 127.45.


Data ekspor Jepang untuk bulan Maret lalu mengungguli angka impor untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun, menyediakan support bagi perekonomian Jepang yang belanja domestiknya terbilang lemah. Kementerian Keuangan Jepang melaporkan surplus perdagangan mencapai 229.3 miliar yen, lebih besar dari estimasi median sebanyak 44.6 miliar yen, demikian menurut survei Bloomberg.

Bahan bakar mentah, yang menjadi impor utama Jepang, melonjak setelah tragedi Fukushima pada tahun 2011 lalu, sehingga, Jepang yang selama ini mengandalkan energi nuklir, harus mengimpor bahan bakar dari negara lain. Ekspor Jepang naik hingga 8.5 persen, sesuai dengan ekspektasi dan impornya justru surut hingga 14.5 persen, lebih banyak dari perkiraan pengurangan impor sebanyak 12.8 persen.

Jepang Akan Defisit Lagi Bulan April

Menurut Toru Suehiro, ekonom dari Mizuho di Tokyo yang diwawancarai oleh Bloomberg mengatakan, permintaan eksternal akan menjadi spot yang cerah bagi perekonomian Jepang tahun ini, seiring dengan konsumsi domestik dan investasi modal yang diekspektasikan masih akan lemah. Suehiro menambahkan, ekspor Jepang sedang berada dalam tren meningkat.

Meski demikian, neraca perdagangan Jepang diperkirakan akan kembali defisit pada bulan April dan negatif pada tahun 2015. Surplus yang terjadi saat ini hanyalah fenomena temporer setelah libur panjang Imlek pada bulan Februari lalu, sehingga menyebabkan reboun yang sangat tinggi pada bulan Maretnya, ungkap Suehiro.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE