Menu

Yen Kian Beringas, Analis: BoJ Tak Jadikannya Masalah Prioritas

N Sabila

Yen Jepang masih mempertahankan penguatannya setelah mencetak reli satu hari terbesarnya di lebih dari lima tahun terakhir terhadap Greenback dan Euro setelah kebijakan moneter Bank Sentral Jepang kemarin. USD/JPY sudah menyelam di 107.321.

Yen Jepang masih mempertahankan penguatannya hingga sesi perdagangan Asia Jumat (29/04) pagi ini setelah mencetak reli satu hari terbesarnya di lebih dari lima tahun terakhir terhadap Greenback dan Euro setelah Bank Sentral Jepang melewatkan kesempatan untuk melonggarkan kebijakannya bulan April ini.


Pergerakan "kejam" Yen terhadap mata uang-mata uang mayor diperkirakan dapat menaikkan emosi para pembuat kebijakan untuk segera melakukan intervensi meskipun hari ini, pair-pair Yen akan memasuki periode konsolidasi sehubungan dengan tutupnya pasar Jepang dalam rangka libur nasional.

Dolar AS sudah terempas keras hingga 3.0 persen terhadap Yen. Saat berita ini ditulis, USD/JPY sudah menyelam di 107.321, dari level 111.665 yang tercapai kemarin sebelum kebijakan moneter BoJ dirilis. Terhadap Euro, Yen berhasil menekuk mata uang 19 negara tersebut sebanyak 2.7 persen ke level yang terakhir terlihat pada tahun 2011. EUR/JPY pagi ini terkubur di level 122.176 dari level 126.380 menjelang pengumuman BoJ kemarin.


Analis Tak Lihat Keinginan BoJ Untuk Intervensi

Namun, menurut analis dari BNP Paribas yang dikutip oleh Reuters, intervensi secara terang-terangan sepertinya tak akan dilakukan oleh BoJ kecuali price action benar-benar mengalami kelainan. Kendati demikian, analis tersebut tetap memperkirakan para anggotan dewan BoJ akan terus memberikan intervensi dalam bentuk sinyal-sinyal demmi mencegah kelainan gerak mata uang mereka, di samping terus membuka kemungkinan untuk melakukan pelonggaran lebih jauh.

Hampir senada dengan BNP Paribas, analis Westpac yang dikutip oleh FXStreet mengatakan bahwa Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda tampaknya tak akan memprioritaskan masalah pelemahan Yen apabila tak ada hal yang dirasa lebih krusial.

Data pertumbuhan GDP AS dan klaim pengangguran yang dirilis pada Kamis malam tadi jelas tak membantu menyuntikkan tenaga bagi Dolar, dimana perekonomian dilaporkan hanya tumbuh 0.5 persen dalam basis tahunan, menurun drastis dari 1.4 persen sebelumnya. Atas dasar itulah, The Fed tampak tak terburu-terburu untuk menaikkan tingkat suku bunganya dalam FOMC kemarin.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE