EUR/USD 1.081   |   USD/JPY 151.210   |   GBP/USD 1.264   |   AUD/USD 0.651   |   Gold 2,210.98/oz   |   Silver 24.75/oz   |   Wall Street 39,749.15   |   Nasdaq 16,380.26   |   IDX 7,288.81   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   Pound Sterling menghadapi tekanan di tengah kuatnya penurunan suku bunga BoE, 5 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Menurut analis ING, EUR/USD berpotensi menuju 1.0780 atau mungkin 1.0750 di bawah Support 1.0800. , 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.9060 karena penghindaran risiko, amati indikator utama Swiss, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menarget sisi bawah selanjutnya terletak di area 1.2600-1.2605, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 12 jam lalu, #Saham Indonesia

EUR/JPY : Risk Aversion Selling

Penulis

EUR/JPY telah menembus level 137.75 yang telah bertahan sejak Pebruari lalu, secara teknikal kemungkinan penurunan harga yang dipicu oleh tragedi pesawat Malaysia ini akan berlanjut setelah mengalami koreksi dari indikator RSI yang oversold..

Minggu lalu EUR melemah versus JPY akibat risk aversion setelah menembus support kuat 137.75 dan disusul oleh tragedi Malaysian Airlines. Meskipun BoJ terus menerus melakukan quantitative easing namun investor lebih tertarik untuk buy JPY mengingat kawasan Euro yang rawan terkena dampak konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina, dimana pasokan minyak dan gas kawasan Euro sangat bergantung pada Rusia dan negara-negara musuh Israel. Walau demikian sentimen pasar memang sulit diprediksi. Hal ini tampak dari EUR/USD yang tetap bertahan pada range 1.3500-1.3700 meskipun ECB telah mengisyaratkan akan meluncurkan program stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Jika kita melihat EUR/JPY telah menembus level 137.75 yang telah bertahan sejak Pebruari lalu, secara teknikal kemungkinan penurunan harga yang dipicu oleh tragedi pesawat Malaysia ini akan berlanjut setelah mengalami koreksi dari indikator RSI yang oversold.

EUR/JPY : Risk Aversion

Pada chart daily diatas tampak harga telah bergerak dibawah garis kurva indikator sma-200 day yang menunjukkan sentimen bearish. Disamping itu harga juga bergerak dibawah kurva sma-50 day setelah terjadi perpotongan ke 2 kurva moving average tersebut ke arah downtrend (death cross), dan ditutup dibawah level pivot mingguannya 137.39.

Keadaan bearish ini juga didukung oleh indikator ADX yang dominan bearish (histogram warna merah) dan bar setelah inside bar yang menembus level support kuat 137.75. Indikator RSI yang berada pada level 34.06 (berada pada area oversold) menunjukkan akan terjadinya koreksi. Entry sell bisa dilakukan saat harga bounce back pada level 137.75 (setelah koreksi) dengan target level terendah tahun ini (4 Pebruari 2014) pada 136.25. Sentimen bearish akan bisa berlanjut jika data kawasan Euro minggu ini dibawah perkiraan pasar, terutama indeks PMI dan indeks IFO Jerman.

Level pivot mingguan : 137.39
Resistance : 137.75 hingga 138.50 (berimpit dengan level 50% Fibo retracement).
Support : 136.75 (level 61.8% Fibo retracement) hingga 136.25.

Indikator : simple moving average (sma) 200 dan 50 daily ; ADX (14) daily ; RSI (14)
Level-level penting EUR/JPY : 143.77 ; 140.27 ; 138.50 ; 137.75 ; 136.25

Fibonacci retracement :
Titik swing low : 131.21 (harga terendah 7 Nopember 2013)
Titik swing high : 145.67 (harga tertinggi 27 Desember 2013)

Sumber rujukan : www.actionforex.com

Arsip Analisa By : Martin
189077
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.