Beli Saham GOTO? Awasi Level 232
276
|
Hello Investors...
Rekapitulasi Pasar
IHSG semakin berotot, kata-kata itulah yang dapat menggambarkan bagaimana kinerja IHSG selama sepekan kemarin. Adanya kisruh mengenai utang Yunani yang kemungkinan akan dicabut oleh Uni Eropa, harga minyak dunia yang bergerak cukup fluktuatif serta perlambatan ekonomi di China tidak menyurutkan minat investor baik lokal maupun global untuk terus menanamkan investasinya di Indonesia melalui pasar modal.
Ilustrasi (doc. Republika)
Hingga pekan lalu, IHSG berhasil mencatakan all time high di level 5,342.52 pada Jum’at (06/02), dengan nilai transaksi di pasar reguler selama sepekan yang mencapai Rp 26.7 triliun, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 2.5 triliun. Sektor-sektor yang berkontribusi terhadap IHSG selama sepekan lalu diantaranya ialah: sektor keuangan yang meningkat (2.52%), pertanian (3.66%), serta properti dan real estate (1.61%).
Sektor-sektor seperti keuangan dan properti sedikit terbantu dengan adanya kebijakan pemerintah yang akan menurunkan suku bunga acuan di tanggal 17 Feb nanti, guna mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini, yang dimana hingga kuartal IV-14, Indonesia hanya bisa mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5.02% (YoY). Sedangkan sektor pertanian khususnya CPO terdorong oleh kenaikan harga kelapa sawit seiring pemerintah yang akan menaikkan harga subsidi biodesel sebesar Rp 3,000 menjadi Rp 4,500 dari Rp 1,500. Untuk Year to Date (YTD) hingga Jum’at lalu, IHSG sudah mengakumulasi kenaikan sebesar 2.21%.
PER & PBV IHSG
JCI’s Outlook
Berikut ini adalah analisa saya:
- Saya melihat data ekonomi makro Indonesia sejauh ini sudah sesuai dengan perkiraan pasar, GDP di level 5.02%, cadangan devisa yang meningkat menjadi US$ 114 miliar, serta surplus neraca perdagangan di bulan Desember lalu, sedikit banyak meyakinkan investor tentang bagaimana peforma Indonesia selama 2015 nanti.
- Penyertaan modal negara (PMN) terkait aksi right issue beberapa BUMN seperti BMRI, WSKT dan ADHI masih akan menjadi isu yang menarik untuk dicermati, saran saya tetap pertahankan saham-saham tersebut karena rencana bisnis dan fundamental keuangan yang baik dari perusahaan tersebut.
- Pembahasan RAPBN-2015 berjalan cukup lancar, realisasi investasi di sektor riil akan meningkat, tetap maintain saham-saham konstruksi dan infrastruktur. Tanggal (12/2), DPR akan finalisasi APBN-P 2015.
- Faktor eksternal tetap menjadi perhatian yang penting dilihat minggu ini, hari Senin (09/02) ada data inflasi di China, sementara Kamis (12/02), di AS ada data retail sales dan jobless claim yang akan menjadi acuan investor dalam melihat kebijakan The Fed kedepannya. (untuk detailnya lihat tabel di bawah).
- Terjadi perubahan membaca data ekonomi AS, jika data ekonomi makro positif maka akan direspon negatif karena investor menduga The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat dari yang diperkirakan, jika sebaliknya maka berlaku berkebalikan.
- Ex ketua The Fed, Alan Greenspan menilai, keluarnya Yunani dari zona Eropa hanyalah soal waktu karena saat ini cukup riskan meminjamkan utang kepada Yunani, kisruh Yunani pada pekan lalu sempat membawa IHSG ke level 5,291 pada tanggal (03/02), sedangkan rilis data PDB juga sempat membawa IHSG tergerus di tanggal (05/02). Kami melihat potensi penguatan IHSG selama sepekan ini masih akan tetap terbuka.
- Dalam seminggu kedepan, IHSG kami perkirakan akan bergerak Bullish (moderat), sejak awal Feb-15, closing IHSG selalu ditutup di atas, MA20, MA50 dan MA100. Minat beli juga masih dalam tren yang positif. Level support-resistance IHSG selama sepekan kedepan kami prediksi di sekitar 5,325 - 5,400. Selama Februari tahun lalu investor asing cenderung net buy di bursa domestik.
- Untuk minggu ini perhatikan sektor-sektor yang memiliki korelasi positif terhadap isu-isu strategis pemerintah. Tetap mainkan pola diversifikasi terhadap portofolio saham defensif dan agresif. Saham-saham ICBP, SCMA, PTPP, BJBR, BBNI, INTP, dan SMGR menjadi pilihan yang menarik, khusus sektor perhatikan sektor keuangan, properti, konstruksi dan infrastruktur. Sektor kelapa sawit (CPO) rentan profit taking, dan memiliki upside potential di rentang yang tipis, jikalau mau invest di sektor CPO lebih baik masuk ke saham seperti SSMS dan TBLA.
- Khusus untuk BBNI target harga di tahun 2015 kami estimasi Rp 7,200 setara dengan PBV 1.8x.
Stock Pick
Indocement Tunggal Prakasa Tbk. (INTP)
Trend:
Bullish (Weekly)
RSI menunjukkan minat beli masih positif.
Closing price kembali di atas MA 20.
Rekomendasi: Trading Buy
S: 22,800 R: 24,900
Perusahaan semen berencana menaikkan kembali harga semen di kuartal kedua tahun ini tanpa persetujuan pemerintah sebagai pemegang saham.
Bank BNI (BBNI)
Trend:
Mingguan-Bulanan: Bullish
Close > MA20 > MA 50 > MA100
RSI > 70% waspada profit taking.
Rekomendasi: Accumulate
S: 6,450 R: 6,850
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJBR)
Trend:
Mingguan: Bullish
Close > MA20 > MA 50 > MA100
Minat beli masih positif.
Rekomendasi: Accumulate
S: 825 R: 950
Happy Trading All!