EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 38,085.32   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 14 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 15 jam lalu, #Saham AS

EUR/USD 24 - 28 Agustus: Uji Resisten Kritis Jangka Menengah 1.1465/35, Pasca FOMC dan Jelang GDP AS

Penulis

Setelah devaluasi mata uang Yuan mengejutkan market dua pekan yang lalu, notulen FOMC (Kamis 20 Agustus) yang bernada dovish telah menjadi pelengkap yang memupus ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga bank sentral AS di bulan September tahun ini.

Outlook Fundamental

Setelah devaluasi mata uang Yuan mengejutkan market dua pekan yang lalu, notulen FOMC (Kamis 20 Agustus) yang bernada dovish telah menjadi pelengkap yang memupus ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga bank sentral AS di bulan September tahun ini.

FOMC yang cenderung bernada dovish pekan lalu mungkin pada dasarnya sudah dapat diperkirakan oleh market karena data-data ekonomi AS bulan sebelumnya yang meskipun cukup memuaskan, tapi masih berada di bawah target Federal Reserve (antara lain pertumbuhan upah dan inflasi). Namun reaksi market yang "brutal" dalam 3 hari terakhir adalah karena adanya kekhawatiran bahwa devaluasi Yuan akan menjadi bahan pertimbangan penting bagi pertemuan FOMC berikutnya yang ujung-ujungnya akan memberikan hasil yang tak akan jauh berbeda seperti notulen pekan lalu, yakni tak ada ketegasan atau konsensus terkait kenaikan suku bunga.

Beberapa pejabat the Fed sempat menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap tindakan PBOC (People’s Bank of China) yang sengaja melemahkan mata uangnya. Tapi kesadaran lain muncul adalah juga berkat devaluasi Yuan tersebut, yang menjadi semacam penegas bahwa ekonomi global ternyata memang masih tidak dapat mendukung apabila the Fed menaikkan suku bunga dalam waktu dekat ini, dan Dolar AS yang terlalu kuat justru akan membawa risiko tersendiri bagi ekonomi AS dan ekonomi global.

Sementara itu data-data ekonomi dari kawasan Euro relatif cukup menggembirakan, dimana rilis data Current Account memberikan gambaran bahwa arus kapital telah mengalir cukup deras ke kawasan tersebut, dan neraca perdagangan mencatatkan surplus di atas ekspektasi. Selain itu, aktivitas di sektor manufaktur dan jasa yang meskipun tidak terlalu siginifikan tapi masih mencatatkan angka di atas ekspektasi dan periode sebelumnya, yang menunjukkan bahwa geliat aktivitas ekonomi mulai tumbuh di wilayah zona Euro.

Beberapa paragraf di atas untuk sementara ini memang cenderung memberikan alasan bagi terkoreksinya Dolar AS terhadap Euro. Banyak analis atau pengamat fundamental memberikan pandangan bahwa Dolar AS mungkin memang membutuhkan koreksi yang tidak hanya berfungsi untuk memberikan ruang bagi pertumbuhan ekonomi global yang lesu belakangan ini, tapi juga akan mendukung ekonomi AS sendiri.

Pekan berikutnya, rilis data GDP AS akan menjadi fokus market. Beberapa data ekonomi AS lainnya yang diperkirakan akan berdampak tinggi pada volatilias market antara lain adalah, Consumer Confidence, Durable Goods Order, Jobless Claims, dan Goods Trade Balance.

Rilis beberapa data ekonomi dari zona Euro untuk pekan berikutnya yang patut untuk disimak antara lain adalah, German Ifo Business Climate, M3 Money Supply, German & Spanish CPI.

 

Outlook Teknikal

Bias positif terlhat sangat jelas terlihat pada time frame Daily, H4 dan H1. Sehingga bahkan hingga hari Jumat pekan lalu sama sekali tidak ada tanda-tanda price action yang dapat mengkonfirmasi adanya koreksi, terutama pada time frame H1. Pelan namun pasti, buyers tetap mendominasi perdagangan sejak hari Rabu (19 Agustus) hingga akhir pekan berakhir.

Pada time frame Daily, candle pattern Three White Soldiers terbentuk pekan lalu. Kombinasi 3 candle bullish pada time frame Daily ini memang jarang sekali muncul dan umumnya formasi ini masih akan berisiko bullish dalam beberapa hari ke depan, atau bahkan dalam beberapa minggu ke depan hingga menjelang FOMC berikutnya.

EURUSD D1 20150823
klik untuk memperbesar

Pada sisi upside, di atas 1.1277 membuka jalan untuk menguji resisten krusial jangka menengah di kisaran 1.1465/1.1435. Sebaliknya pada sisi downside, di bawah 1.1277/1.1212 dibutuhkan untuk mengkonfirmasi koreksi dari reli Euro terhadap Dolar atau setidaknya untuk mengurangi tekanan bullish. Tapi pergerakan korektif di kisaran support terdekat skala Daily/H4 barangkali justru akan mengundang minat buyers untuk menempatkan posisi baru, menargetkan harga yang lebih tinggi di atas 1.1465.

Kurang lebih sejalan dengan skala Daily, time frame Weekly menunjukkan kecenderungan perpanjangan rebound dari Low 1.0461 yang didukung indikator RSI-5, dimana break di atas 23.6% retracement dan resisten krusial jangka menengah 1.1465/35 berpotensi membuka jalan menguji 32.8% retracement yang berlokasi di kisaran 1.18.

EURUSD W1 20150823
klik untuk memperbesar

Arsip Analisa By : Buge Satrio
243641
Penulis

Buge Satrio Lelono memiliki latar belakang pendidikan IT dan mengenal forex sejak tahun 2003 ketika platform Metatrader masih versi 3. Setelah berlatih di akun demo selama beberapa tahun dan mencoba berbagai teknik trading, Buge menekuni forex secara full-time sejak awal 2014. Kini aktif trading mengandalkan pengamatan Price Action, Ichimoku Kinko-hyo, Trading Plan, dan pengendalian risiko tak lebih dari 1 persen.