EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.67/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,061.52   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   Ueda, BoJ: Kondisi keuangan yang mudah akan dipertahankan untuk saat ini, 4 menit lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD tetap menguat di sekitar level 0.5950 karena meningkatnya minat risiko, 5 menit lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan reli di atas level 167.50 menyusul keputusan suku bunga BoJ, 5 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 6 jam lalu, #Saham AS

EUR/USD Pasca Statement ECB dan Data Inflasi AS, Review Teknikal Monthly & Weekly

Penulis

Euro mengalami tekanan terhadap Dolar dalam dua hari terakhir pekan lalu, setelah pernyataan Mario Draghi (Presiden European Central Bank) yang cenderung dovish dengan mengatakan bahwa ECB akan meninjau kembali kebijakan moneternya pada bulan Maret mendatang, terkait dengan pertumbuhan inflasi Zona Euro yang masih lemah atau stagnan di level terendahnya.

Euro mengalami tekanan terhadap Dolar dalam dua hari terakhir pekan lalu, setelah pernyataan Mario Draghi (Presiden European Central Bank) yang cenderung dovish dengan mengatakan bahwa ECB akan meninjau kembali kebijakan moneternya pada bulan Maret mendatang, terkait dengan pertumbuhan inflasi Zona Euro yang masih lemah atau stagnan di level terendahnya.

Sementara itu, rilis data inflasi AS pekan lalu pada dasarnya tidak terlalu menggembirakan dimana Consumer Price Index (CPI) mengalami penurunan 0.1% di bulan Desember setelah periode sebelumnya mencatatkan indeks angka yang flat. Core CPI meningkat menjadi 0.1%, tapi masih lebih rendah dari perkiraan/konsensus market untuk kenaikan 0.2%. Data inflasi ini menumbuhkan kekhawatiran investor bahwa Federal Reserve dapat menunda rencana kenaikan suku bunga secara gradual tahun ini setelah kenaikan suku bunga yang pertama di bulan Desember tahun lalu.

Dari dua hal tersebut di atas, beberapa analis menyebutkan bahwa EUR/USD masih akan cenderung berkonsolidasi dalam jangka pendek di atas 1.06-1.07. Analis lainnya menyebut kemungkinan aksi "buy rumors & sell on fact" terkait rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve dan pertemuan/rapat ECB di bulan Maret mendatang. Saya sendiri lebih menyukai pandangan yang pertama, bahwa di atas 1.07 masih tetap menjaga risiko konsolidasi korektif untuk bergerak lebih tinggi.

Secara teknikal, setidaknya ada dua hal yang menjadi alasan bahwa konsolidasi korektif masih akan berlangsung selama harga bergerak di atas 1.07.

Alasan pertama adalah, candle pattern yang cenderung Piercing dalam skala Monthly, sementara ini belum terpatahkan atau tetap utuh dengan pergerakan harga yang makin mendekati Major Resistance Trendline. Alasan kedua adalah indikator RSI yang bergerak makin tinggi (meskipun masih di bawah value 50.00) setelah temporary Low 1.0513 terbentuk, seperti gambar di bawah ini:

EURUSD Monthly 20160123

Candle Monthly yang terakhir, atau yang tengah berlangsung hingga akhir bulan ini, masih bergerak Inside Bar terhadap range 1.0513 - 1.1058. Dari sini, setelah saya meletakkan "rectangle" pada range tersebut, kita akan beralih atau berpindah ke time frame Weekly, sehingga hasilnya akan tampak seperti gambar di bawah ini:

EURUSD Weekly 20160123

Pada chart Weekly di atas, saya menarik Fibo Retracement dari sudut pandang yang berbeda untuk mencari ruang "yang lebih jangka pendek" ketimbang time frame jangka menengah/Weekly, dengan asumsi bahwa 1.1058 adalah temporary High yang sejauh ini selalu direspon oleh sellers, dan 1.0513 adalah temporary Low yang menjadi target downside. Sehingga level 100% retracement berada di 1.0513 dengan skenario bahwa di bawah 1.0513 akan dapat memancing minat sellers membawa harga bergerak lebih rendah di jalur downtrend jangka menengah hingga jangka panjang menargetkan 1.0416 atau bahkan level psikologis 1.0000.

Apa kesan Anda setelah melihat chart di atas? Saya berpandangan bahwa saat ini EUR/USD masih sedang berkonsolidasi di area netral dalam skala intraday, di antara 23.6% dan 61.8% retracement. Jika kita mencoba merangkum chart Monthly dan Weekly, termasuk situasi fundamental yang berkembang saat ini, maka kesimpulan yang dapat diambil untuk sementara ini adalah bahwa EUR/USD masih berisiko untuk berkonsolidasi lebih tinggi yang dapat mengancam Major Resistance Trendline selama harga bergerak atau ditutup di atas level fibo 61.8% retracement. Break atau penutupan harga di atas trendline tersebut memperbesar atau mempertegas situasi dimana EUR/USD memang sedang memperpanjang fase konsolidasi korektif dalam skala mid-term.

Implementasinya barangkali tidak terlalu sulit namun butuh kesabaran untuk menunggu konfirmasi, bahwa mencari posisi sell (mid-term) sebaiknya adalah ketika terjadi penutupan harga (candle Weekly/Daily) di bawah 61.8% retracement (1.0720), dan sebaliknya, mencari posisi buy adalah ketika harga menerobos di atas 38.2% (1.0851) dan 23.6% retracement (1.0930). Sebaiknya selalu menggunakan SL dan Trailing Stop terutama pada posisi buy, mengingat bahwa harga masih bergerak di bawah Major Resistance Trendline.

Untuk implementasi pada perdagangan intraday/day trading jangka pendek, sebaiknya kita tetap fleksibel untuk mengikuti pergerakan harga up-move atau down-move untuk mencari keuntungan 20 hingga 50 pips, dengan mencermati aksi harga atau price action time frame H1 terhadap level-level fibo 23.6%, 38.2% dan 50% retracement, terutama pada saat berhadapan dengan rilis data fundamental yang diperkirakan berdampak tinggi terhadap volatilitas harga.

Arsip Analisa By : Buge Satrio
258856
Penulis

Buge Satrio Lelono memiliki latar belakang pendidikan IT dan mengenal forex sejak tahun 2003 ketika platform Metatrader masih versi 3. Setelah berlatih di akun demo selama beberapa tahun dan mencoba berbagai teknik trading, Buge menekuni forex secara full-time sejak awal 2014. Kini aktif trading mengandalkan pengamatan Price Action, Ichimoku Kinko-hyo, Trading Plan, dan pengendalian risiko tak lebih dari 1 persen.