EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,154.79   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 4 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 4 jam lalu, #Saham AS

Sektor Konstruksi Meredup, IHSG Uji Level 5,600

Penulis

IHSG akan melalui fase downtrend dengan indikasi MACD Deathcross yang mendekat. Di sisi lain, sektor konstruksi minim sentimen positif dengan hasil realisasi belanja pemerintah pusat yang turun secara YoY.

Kinerja IHSG selama bulan Maret tahun ini tercatat tumbuh +4.5%, dengan aliran modal asing yang masuk di atas 4x lipat jika dibandingkan pada bulan Maret tahun lalu. Beberapa sektor yang kami cermati mengalami kenaikan sejalan dengan IHSG. Sektor tersebut diantaranya ialah, sektor pertambangan dan perbankan.

 

Sinyal Downtrend Terlihat Menguji Level

 

So, let’s start dengan kinerja IHSG di pekan kedua bulan April ini. Melihat sepekan ini, pasar akan mencermati beberapa data ekonomi penting baik di domestik maupun di luar negr. Pertama, pasar melihat rencana kenaikan Fed Rate yang semakin membesar di tahun ini, sejalan dengan data-data di ekonomi Amerika Serikat (AS) yang terus membaik, terutama dengan inflasi dan pertambahan tenaga kerja yang positif. Kemudian seperti yang kita ketahui The Fed juga berencana untuk mengurangi likuiditas di neraca-nya sebesar $4.5 triliun.

Sementara pada rilis ekonomi domestik, ada beberapa data yang akan dicermati, seperti laporan penjualan mobil, penjualan retail, dan hasil neraca perdagangan Indonesia di bulan Maret.

Data Makro Domestik Sepekan

Sinyal Downtrend Terlihat Menguji Level


Dari berita makro, kami menghimpun beberapa katalis negatif berdasarkan statistik yang dihasilkan. Pertumbuhan penjualan eceran Februari 2017 terindikasi melambat, berdasarkan hasil survei penjualan eceran yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Berdasarkan survei tersebut, indeks penjualan riil (IPR) Februari 2017 tumbuh 3.7% year on year (YoY). Angka pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Januari 2017 yang sebesar 6.3% YoY. Perlambatan tersebut terjadi baik pada kelompok makanan maupun non makanan. Kelompok makanan di bulan Februari tahun ini hanya tumbuh 5.1% YoY, melambat dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 7.3% YoY.

Sementara itu, Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan (Kemkeu), realisasi belanja negara hingga 28 Februari 2017 tercatat sebesar Rp 225.6 triliun atau 10.84% dari target dalam APBN 2017. Angka itu masih lebih rendah 7.12% dibandingkan realisasi pada periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 242.9 triliun. Secara rinci, realisasi belanja pemerintah pusat tercatat sebesar Rp 102.8 triliun, turun 6.46% year on year (YoY). Sementara realisasi transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 122.7 triliun, yang juga turun 7.74% YoY.

Dengan mencermati data makro di atas kami melihat, tekanan akan ada pada sektor konstruksi, dimana saat ini sektor konstruksi mengalami pelemahan yang cukup konsisten.

Kinerja Harga Saham Sektor Konstruksi

Sinyal Downtrend Terlihat Menguji Level


IHSG Technical View

Sinyal Downtrend Terlihat Menguji Level

Mengamati pola IHSG saat ini, saya melihat setelah 3 hari melemah, IHSG akan memulai fase downtrend untuk sementara waktu, terlihat dari MACD yang sedang mengarah ke Deathcross. Level resistance 5,680 adalah penutupan tertinggi untuk IHSG, dimana IHSG berarti gagal untuk mencapai level 5,700 dalam waktu dekat-nya. Level support terdekat untuk koreksi IHSG ada di 5,600, yang artinya level yang cukup wajar, dengan masih masifnya investor asing yang in ke pasar saham Indonesia. Yang menarik ialah, melihat konsolidasi IHSG berdasarkan sinyal RSI, karena saat ini level IHSG masih dalam jenuh beli, kemungkinan turun masih akan ada, dengan level 5,600 menjadi basis support IHSG untuk sepekan ini.

Arsip Analisa By : Aditya Putra
278467
Penulis

Aditya Putra telah aktif di dunia saham selama lebih dari 6 tahun dan hingga saat ini masih menjadi seorang Equity Analyst di perusahaan sekuritas. Aditya menyukai Value Investing, selalu berhasrat menemukan Hidden Gems di saham-saham Small Caps Indonesia, dan terus mengamati saham-saham yang salah harga.