Dengan volatilitas pasar forex yang cenderung rendah akhir-akhir ini, besar kemungkinannya pergerakan harga akan sideways (ranging), yang berarti harga akan bergerak diantara level support dan resistance tertentu. Dalam keadaan ini, strategi dengan memanfaatkan formasi double top dan double bottom pada time frame rendah akan lebih cepat menghasilkan daripada menunggu breakout yang tampaknya saat ini jarang terjadi. Khususnya untuk trader harian yang biasa trading dengan time frame 1 jam ke bawah, dengan target paling tidak 1 trade dalam sehari, strategi ini tentu akan lebih cepat membawa hasil.
Pada artikel ini dicontohkan strategi trading dengan memanfaatkan formasi double bottom pada time frame 1 jam untuk pasangan EUR/USD. Formasi double bottom terbentuk jika harga menguji level terendah sebelumnya dan disusul oleh pergerakan rally (pada time frame berapapun). Menguji artinya tidak harus sama persis, asalkan mendekati harga pada level terendah tersebut. Pergerakan ini membentuk level swing low, yaitu level terendah sebelum harga kembali rally. Strategi ini memungkinkan penggunaan risk/reward ratio yang lebih besar dari 1:1, dengan stop loss yang relatif kecil.
Biasanya formasi double bottom tidak sempurna seperti dalam teori. Kadang beberapa kali harga bergerak mendekati level terendah sebelum benar-benar rally, atau harga bergerak naik lebih dahulu sebelum berbalik arah dan membentul level swing low. Dalam hal ini kita mesti jeli dalam menentukan level entry. Entry bisa dilakukan dengan pending order. Tunggu beberapa bar hingga Anda bisa menyimpulkan bahwa level swing low telah terbentuk, yaitu saat harga bouncing (berbalik naik), kemudian tentukan level entry beberapa pip diatas level low sebelumnya. Hal ini untuk menghindari level entry yang kurang tepat, yaitu terlalu tinggi, atau pending order yang tidak tereksekusi akibat harga entry yang terlalu rendah.
Ketika harga berbalik arah dan rally maka formasi double bottom tersebut bisa dianggap valid. Setelah menentukan level entry, fokus kita berikutnya adalah menentukan level exit. Pertama kita tentukan level limit (take profit) sekitar level tertinggi sebelum harga kembali turun (akibat koreksi). Dasar dari penentuan ini karena biasanya harga akan menguji level tertinggi tersebut sebelum menentukan akan terus rally atau kembali ke level swing low-nya.
Setelah menentukan level take profit, langkah terakhir adalah mengatur level stop (stop loss) dengan risk/reward ratio yang setinggi mungkin tetapi logis. Level stop loss seharusnya dibawah level swing low karena formasi double bottom yang valid biasanya sulit untuk ditembus. Dalam contoh ini kita tentukan risk/reward ratio 1:3.
Kalau Anda perhatikan, pergerakan seperti contoh diatas acap kali terjadi pada pasangan mata uang utama dalam time frame rendah (1 jam kebawah), bisa dalam bentuk formasi double bottom ataupun double top.
Sumber : www.dailyfx.com : How to Trade a Double Bottom in Forex, by: Rob Pasche