Disamping sebagai alat lindung inflasi dan investasi jangka panjang, emas kini juga ditradingkan dalam jangka pendek (non-fisik) seperti halnya forex atau indeks harga saham. Umumnya trading emas bisa dilakukan oleh siapa saja, lazimnya untuk emas CFD akan diperdagangkan melalaui broker. Namun, logam mulia ini juga sangat populer digunakan sebagai aset investasi fisik berupa emas batangan.
Seperti komoditi pada umumnya, harga emas ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar. Secara umum ada 4 faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga emas saat ini, yaitu:
1. Nilai Tukar US Dollar
Pada umumnya korelasi harga emas dan mata uang Dolar AS adalah negatif. Nilai tukar USD yang sedang kuat akan cenderung menyebabkan harga emas turun dan sebaliknya jika Dollar yang sedang lemah biasanya harga emas akan cenderung naik. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk investasi dalam USD ketika mata uang negara super power tersebut menguat.
Ketika terjadi ketidak-pastian ekonomi seperti pada saat resesi global, maka USD cenderung melemah, dan ini menyebabkan investasi emas meningkat baik dalam bentuk fisik maupun perdagangan yang non-fisik.
2. Produksi Emas Dunia
Produser utama emas dunia adalah Afrika Selatan, China, Australia, Amerika Serikat, Russia dan Peru. Produksi emas dunia akan mempengaruhi harga emas sebagai akibat dari permintaan dan penawaran. Pada tahun 2010 produksi emas dunia naik 3% atau sekitar 2,652 ton dibandingkan tahun sebelumnya, namun demikian sebenarnya produksi emas dunia cenderung terus turun sejak awal tahun 2000. Salah satu faktor penyebabnya adalah makin sulitnya penambangan emas.
Penambang harus menggali lebih dalam lagi untuk mendapatkan cadangan emas bumi yang berkualitas, dan resiko pekerjaan tambang meningkat. Ini menyebabkan biaya produksi meningkat yang pada akhirnya juga menyebabkan naiknya harga emas dunia.
3. Permintaan Dari Industri Perhiasan India, China dan AS
Menurut laporan World Gold Council and The London Bullion Market Association, industri perhiasan emas dunia mengambil porsi sekitar 54% dari total permintaan emas dunia, yang totalnya mencapai 3,812 ton. Sebagian besar permintaan datang dari industri perhiasan India, China dan AS yang dalam 2 bulan bisa mencapai 200 ton. 12% permintaan emas datang dari industri peralatan medis dan elektronik yang menggunakan emas.
Sesuai teori permintaan dan penawaran, ketika permintaan akan perhiasan emas dan produk elektronik yang menggunakan emas meningkat, harga emas juga akan naik. Sebaliknya seperti yang terjadi pada tahun 2009 ketika permintaan perhiasan emas turun 32% akibat krisis keuangan global, harga emas juga mengalami penurunan.
Baca juga: Lima Investasi Anti Inflasi Selain Emas
4. Jumlah Cadangan Emas Bank-Bank Sentral Dunia
Selain uang kertas, bank-bank sentral dunia juga memiliki cadangan emas dalam jumlah besar. Laporan World Gold Council menyebutkan bahwa akhir-akhir ini bank-bank sentral dunia lebih banyak membeli emas dari pada menjual, hal ini menyebabkan naiknya harga emas dunia. Bank-bank sentral dunia yang memperbesar cadangan emasnya termasuk The Fed, Bundesbank (Jerman) dan European Central Bank (ECB).