EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,091.80   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 5 jam lalu, #Saham AS

Pengertian Obligasi Dan Cara Kerjanya Di Pasar Keuangan Global

Penulis

Obligasi berperan penting sebagai aset investasi menguntungkan, sekaligus instrumen kebijakan pemerintah dan sumber modal korporasi. Bagaimana cara kerja obligasi?

Dalam istilah keuangan, pengertian obligasi (bond) adalah surat utang yang diberikan oleh debitur kepada kreditur dan telah disekuritisasi. Obligasi diterbitkan oleh debitur yang berstatus sebagai perusahaan (korporasi), pemerintah kota, ataupun suatu negara untuk mendanai proyek infrastruktur atau kebutuhan anggaran belanja lain. Pemilik obligasi (kreditur) akan membeli atau melepas obligasi berdasarkan pertimbangan imbal hasil berupa bunga yang akan diperoleh. Hal ini membuat obligasi berperan penting sebagai salah satu aset investasi yang menguntungkan, sekaligus instrumen kebijakan pemerintah dan sumber permodalan korporasi.

Pengertian Obligasi

 

Cara Kerja Obligasi

Ketika sebuah perusahaan atau entitas pemerintah tertentu membutuhkan dana, maka mereka bisa merilis obligasi melalui mekanisme lelang (auction), penjaminan emisi (underwriting), atau private placement. Pertama-tama, penerbit obligasi (debitur) menentukan rincian berapa besar dana, tanggal jatuh tempo, berapa besar bunga (kupon) yang akan dibayarkan, dan aturan lain. Selanjutnya, dipilih mekanisme penerbitan apa yang akan ditempuh.

  1. Lelang (auction): Dalam proses lelang, lembaga keuangan dan perbankan bisa mengajukan penawaran untuk obligasi pemerintah. Imbal hasil kelak tergantung pada aturan obligasi dan harga yang diberikan kreditur. Biasanya, bunga (kupon) telah ditentukan sejak awal, sedangkan harga ditentukan oleh pasar.
  2. Penjaminan Emisi (underwriting): Perusahaan sekuritas, perbankan, atau lembaga keuangan lain membentuk sebuah sindikasi untuk memborong semua obligasi yang diterbitkan oleh debitur, kemudian menjualnya kepada investor umum. Sindikasi menanggung risiko apabila obligasi tak terjual habis, tetapi mereka bisa menetapkan fee tertentu sebagai imbalan jasa underwriting.
  3. Penerbitan khusus (private placement): Obligasi dijual kepada pihak-pihak tertentu saja dan tidak bisa diperdagangkan secara bebas. Biasanya metode ini dilakukan untuk penerbitan obligasi dalam skala kecil.

Harga obligasi per lembar pada awal penerbitan biasanya ditentukan dalam besaran nominal baku, seperti USD100, USD1,000, Rp1,000,000, dan sejenisnya. Nilai nominal inilah yang akan dibayarkan oleh debitur kepada kreditur setelah jatuh tempo. Namun, harga obligasi riil (aktual) dapat berubah-ubah tergantung pada beragam faktor seperti peringkat kredit (credit rating) sang penerbit obligasi, jangka waktu hingga jatuh tempo, persentase kupon dibandingkan dengan suku bunga yang sedang berlaku, dan seterusnya.

Ada obligasi yang dapat diperdagangkan lagi di pasar sekunder, dan ada obligasi yang tidak dapat diperdagangkan lagi. Apabila obligasi bisa diperdagangkan di pasar sekunder, maka sang pemilik obligasi (kreditur) dapat menjualnya kepada pihak lain berdasarkan harga aktual. Akan tetapi, jika obligasi tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, maka sang kreditur hanya dapat hold hingga jatuh tempo, atau menjualnya kembali (early redemption) kepada debitur atau penjamin emisi sesuai harga dan waktu yang telah ditentukan.

Contoh obligasi yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder adalah obligasi pemerintah AS (US Treasury). Sedangkan contoh obligasi yang tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder adalah obligasi ritel pemerintah RI, yaitu Savings Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Negara Tabungan (ST).

Gambar di bawah ini menunjukkan rincian aturan untuk penawaran obligasi ritel RI seri ST005 yang diterbitkan melalui mekanisme underwriting, sehingga dapat dibeli investor umum secara online. Aturan mengenai pasar sekunder dan pencairan awal (early redemption) tercantum di pojok kanan bawah.

Contoh Obligasi Ritel RI

Dalam penerbitan obligasi, debitur juga bisa menentukan denominasi dan sasaran penjualan obligasi tersebut. Misalnya obligasi ritel RI dalam Rupiah di atas ditujukan untuk investor lokal. Selain itu, ada pula Global Bond, yaitu surat utang negara yang diterbitkan oleh suatu negara dalam valuta asing untuk investor mancanegara. Kemudian ada Komodo Bond, yaitu obligasi berdenominasi Rupiah yang diterbitkan oleh korporasi Indonesia untuk investor mancanegara.

 

Beberapa Istilah Penting Mengenai Obligasi

Untuk memahami obligasi, ada beberapa istilah penting yang perlu Anda pahami. Pengetahuan ini akan bermanfaat bagi siapa saja yang ingin berkecimpung dalam pasar keuangan maupun sekedar menelaah berita-berita ekonomi global.

  • Nilai nominal (face value): nilai pokok obligasi yang akan diterima oleh pemilik obligasi saat jatuh tempo.
  • Kupon (coupon): bunga yang akan diterima pemilik obligasi secara berkala setiap 1, 3, atau 6 bulan hingga jatuh tempo. Ada obligasi berbunga tetap (fixed-rate bonds), obligasi berbunga mengambang (variable/floating rates), obligasi berbunga nol (zero-coupon bonds), maupun obligasi berbunga tergantung inflasi (inflation-linked bonds).
  • Jatuh tempo (maturity): tanggal dimana pemilik obligasi akan mendapatkan pembayaran keseluruhan pokok atau nilai nominal obligasi kembali. Secara khusus, obligasi pemerintah AS dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
  1. Obligasi jangka pendek (Treasury Bills/T-Bills) dengan jatuh tempo kurang dari atau sama dengan tahun.
  2. Obligasi jangka menengah (Treasury Notes/T-Notes) dengan jatuh tempo 2-10 tahun.
  3. Obligasi jangka panjang (Treasury Bonds/T-Bonds) dengan jatuh tempo 10-30 tahun.
  • Yield: Imbal hasil yang diterima kreditur yang berinvestasi dalam obligasi. Secara umum, istilah "yield obligasi" bisa memiliki tiga makna, yaitu:
  1. Imbal hasil sesuai kupon, yaitu berapa persen bunga yang dibayarkan oleh debitur kepada kreditur setiap tahun.
  2. Current Yield, yaitu imbal hasil yang diperhitungkan dari kupon tahunan dibagi dengan harga pasar obligasi saat ini.
  3. Yield-to-Maturity (Redemption Yield), yaitu imbal hasil dengan memperhitungkan harga pasar saat ini, besaran dan waktu pembayaran kupon yang tersisa, serta pembayaran pokok saat jatuh tempo.

Obligasi dikenal pula sebagai investasi pendapatan tetap (fixed income securities), karena biasanya memberikan imbal hasil berupa bunga yang dibayarkan secara konstan. Pertanyaannya, bagaimana jika penerbit obligasi (debitur) gagal membayarkan bunga sesuai jadwal ataupun mengembalikan keseluruhan dana pokok saat jatuh tempo? Apabila hal itu terjadi, maka sang penerbit obligasi dapat dinyatakan gagal bayar (default).

Setelah gagal bayar, debitur korporasi kemungkinan akan menempuh proses likuidasi aset untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang tersisa (termasuk penyelesaian obligasi) sesuai dengan prosedur kepailitan. Kreditur menghadapi risiko dananya tidak kembali, atau hanya kembali sebagian saja. Untuk debitur pemerintah, biasanya akan diupayakan dana talangan (bailout) dari organisasi supranasional seperti IMF, kemudian dilakukan penjadwalan ulang untuk pembayaran utang-utang lamanya.

 

Peran penting obligasi membuatnya berpengaruh besar terhadap beragam aset keuangan lain. Simak pembahasan selengkapnya dalam artikel Pengaruh Pasar Bond Terhadap Pasar Forex.

105117
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.