Saat Anda memasuki pasar, maka Anda akan dihadapkan dengan kondisi yang kadang tidak sesuai dengan harapan Anda. Ketika Anda berharap pasar bergejolak (volatile), justru pasar malah diam di tempat (sideways). Ketika Anda berharap pasar sideways, justru malah bergerak volatile.
Kondisi pasar volatile biasanya disukai trader karena menjanjikan keuntungan besar. Namun, sebenarnya potensi kerugian tidak kalah besar, apalagi bila trader tidak mempersiapkan diri dengan baik. Agar bisa profit di pasar seperti ini membutuhkan perubahan strategi dan trik trading khusus.
1. Hindari Godaan Menambah Lot Saat Pasar Volatile
Biasanya, trader yang ingin memanfaatkan kondisi pasar volatile dan tergoda untung besar malah menambah jumlah lot atau frekuensi trading. Godaan ini sepatutnya dihindari. Walaupun bisa untung besar, potensi rugi juga sama besar. Sebelum memasang order, pertimbangkan risk/reward sesuai kemampuan mental dan finansial Anda terlebih dahulu.
Sekedar berbagi, di pasar yang volatile, kerugian bisa sangat sadis. Karenanya, pertimbangkan untuk mengurangi jumlah lot. Atau, hindari penggunaan margin yang terlalu besar. Menggunakan jumlah lot yang lebih kecil juga memiliki keuntungan, yaitu Anda bisa memasang level Stop Loss lebih longgar untuk mengantisipasi swing harga yang lebih lebar.
2. Disiplin Pada Sistem
Selama trading dalam kondisi pasar volatile, trader harus lebih disiplin pada sistem yang digunakan. Patuh pada sinyal jual atau beli, apapun yang terjadi. Hal ini akan membantu di saat pergerakan harga menjadi liar. Tanpa disiplin ketat seperti ini, kemungkinan akun trading rugi sangat besar.
Banyak trader tidak mau memasang Stop Loss karena melihat harga bergerak naik turun, sehingga diharapkan harga bergerak kembali ke level semula. Hal ini adalah hal yang tidak seharusnya terjadi. Seharusnya trader justru semakin rajin memasang Stop Loss. Saat pasar volatile, setiap kali Support dan Resistance tertembus, harga akan bergerak lebih kencang. Itu adalah potensi rugi lebih besar. Itulah sebabnya kita perlu lebih rajin memasang Stop Loss, bukan sebaliknya.
Di sisi lain, trader juga harus bersiap sedia pada segala kemungkinan. Di pasar volatile, sikap panik, serakah dan takut campur aduk menjadi satu. Setiap kali ada berita fundamental, yang seringkali di pasar normal dianggap remeh, bisa menjadi pemicu panic-selling ataupun panic-buying. Cobalah trading dalam jangka waktu yang lebih pendek bilamana perlu. Setelah pasar kembali normal, Anda kembali bisa trading dalam jangka lebih panjang.
3. Fokus Pada Chart
Ketika pasar volatile, banyak indikator teknikal bisa jadi tidak dapat diandalkan, terutama yang berbasis trend. Karena trend menjadi liar, sebentar terlihat bullish dan sebentar terlihat bearish. Untuk itu, perlu berhati-hati menginterpretasikan Analisis Teknikal.
Solusinya, fokus pada chart. Terlalu banyak mendengarkan berita yang simpang siur, sebentar bullish, sebentar kemudian bearish, malah akan menambah beban stress di kepala Anda. Dengan fokus pada chart, Anda akan lebih tenang dalam trading, juga tidak perlu repot-repot memprediksi harga mau kemana. Di pasar volatile, harga akan bergerak suka-suka. Yang kita perlukan cukup antisipasi saja. Jadi, trader cukup berfokus pada chart.
Umumnya, sulit untuk mendapatkan keuntungan di pasar yang tidak mudah ditebak. Karena itu bila posisi Anda mengalami Loss, tidak perlu berkecil hati. Banyak trader lain yang senasib. Tenangkan pikiran. Kalau perlu, istirahat dahulu dari trading. Kemudian kembali lagi saat pikiran sudah tenang, atau menunggu beberapa waktu dan kembali trading saat pergerakan pasar sudah cenderung normal kembali.