Saat mempelajari trading forex lebih dalam, hedging akan terlihat menggiurkan untuk dicoba. Pada dasarnya, hedging adalah mengambil dua posisi trading yang sama tapi pada pair berbeda, atau sebaliknya, mengambil pair yang sama tetapi arah dua posisinya berbeda. Tujuan dari Hedging adalah adalah untuk mengimbangi kerugian di posisi pertama, dengan keuntungan yang diterima dari posisi lainnya. Beberapa trader profesional bahkan mempraktekkan hedging sebagai strategi melindungi akun dari Margin Call.
Salah satu teknik hedging yang menarik untuk dipelajari adalah dengan memanfaatkan selisih antara suku bunga alias arbitrase. Teknik yang diistilahkan dengan 100% hedging ini disebut-sebut sebagai strategi yang menguntungkan karena meminimalisir risiko. Seperti apa penjelasannya?
Mekanisme 100% Hedging
Untuk melakukan strategi 100% Hedging, kita membutuhkan 2 broker yang berbeda kebijakan soal Swap. Pilih satu broker yang memberikan Swap baik negatif maupun positif. Dengan begitu, Anda akan mendapat keuntungan ketika terjadi bunga positif. Lalu gunakan 1 broker lainnya yang mengaplikasikan Swap Free, agar tidak ada bunga yang dikenakan ketika kita hold posisi. Selanjutnya, buka posisi yang sama pada 2 broker forex tersebut.
Istilah lain untuk trading dengan memanfaatkan selisih bunga seperti ini adalah Carry Trade. Untuk melakukan Carry Trade, pastikan Anda memasang posisi pada mata uang mayor yang nilai tukarnya stabil. Tujuannya adalah agar lebih mudah menentukan pelaku pasar yang memasang posisi berlawanan dengan kita. Suku bunga mata uang negara berkembang seperti Indonesia memang menggiurkan, tapi peminat mata uangnya relatif sedikit, sehingga sulit untuk menemukan level harga yang bisa tereksekusi dengan mulus.
Pair yang direkomendasikan adalah GBP/JPY, karena Bank Sentral Jepang memberlakukan suku bunga negatif (saat artikel ini ditulis). Kondisi ini membuat kita berpotensi mendapatkan keuntungan dengan memasang posisi Sell JPY. Besar Swap yang dikenakan berbeda-beda antara 1 broker dengan broker lainnya, jadi perhatikan baik-baik besaran bunga pada broker yang akan digunakan.
(Baca Juga: Untung Rugi Carry Trade)
Pengalaman Dari Seorang Pengguna Strategi 100% Hedging
Sekarang Anda telah tahu apa itu 100% Hedging, rekomendasi pair, serta broker seperti apa yang dibutuhkan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, 100% Hedging membutuhkan ketelitian dan perhitungan kompleks. Jika masih ragu untuk melakukan 100% Hedging, tak ada salahnya membaca pengalaman dari trader lain yang pernah mencobanya. Seorang trader dengan username hotstorm menuliskan kisahnya pada situs mql5[dot]com pada tahun 2007.
Hotstorm memilih 1 broker yang membayar swap positif, sebut saja broker A. Selanjutnya, ia memilih broker B yang swap free. Ia menyiapkan modal sebesar 10,000 USD. Tetapi, ada hal unik yang perlu diperhatikan saat Hotstorm mengatur lot dan pair. Seperti ini kisahnya:
Kebanyakan orang mengambil pair dengan swap terbesar dan tidak mencoba pada pair-pair lain. Strategi saya adalah membuka 15-20 pair, sehingga pair-pair tersebut melakukan lindung nilai dalam jumlah yang sedikit (satu naik, satu turun ...). Jika saya membuka 15 lot hanya pada pair GBP/JPY, lalu pair tersebut berfluktuasi 500 pips, akun saya akan hancur dalam beberapa hari. Dengan membuka 15 pair, saya bisa memasang posisi selama berminggu-minggu dan berekspektasi agar memperoleh keuntungan dari Swap.
Jadi, saya buka di broker A (posisi di) 18 pair (masing-masing 1 lot), setiap pair adalah yang memiliki swap positif. Pada saat yang sama saya juga membuka posisi di pair dan lot yang sama dengan broker B, tetapi berlawanan arah. Dengan cara ini saya melakukan 100% Hedging.
Sebagai contoh:
- Broker A: EURUSD - jual, broker B: EURUSD - beli
- Broker A: USDJPY - beli, broker B: USDJPY - jual
Hotstorm membiarkan kedua posisi terbuka selama mungkin. Dia trading tanpa Stop Loss, dan yang menghentikannya adalah ketika margin akunnya mendekati 100%. Selanjutnya, ia menutup semua posisi dan menarik semua dananya dari kedua broker tersebut. Jumlah keuntungannya adalah selisih dari saldo trading pada akun yang profit dan loss. Ditambah lagi, ada selisih spread menguntungkan dari penawaran harga broker yang berbeda.
Jadi, apakah ia profit?
- Pada broker A, saldonya +11,112 USD
- Pada broker B, saldonya -8,128 USD
- Ya, dia profit sebesar 2,984 USD
Tapi... ini baru ia lakukan pada akun demo. Jadi jika ingin melakukan teknik 100% Hedging, sangat penting untuk mencobanya terlebih dahulu hingga beberapa kali pada akun demo, sebelum menghamburkan dana pada akun riil.
(Baca Juga: Mungkinkah Carry Trade Dilakukan?)
Permasalahan Yang Sering Muncul Pada 100% Hedging
Seperti telah kita baca pada kisah di atas, strategi 100% membutuhkan dana yang besar, minimal 10,000 USD. Alasannya adalah ketahanan modal kita harus kuat untuk Hold selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Jika baru 1-2 hari sudah close, tentu keuntungan yang diperoleh sangat tipis. Itulah sebabnya, strategi Hedging semacam ini lebih banyak dilakukan oleh trader kelas kakap dengan dana besar.
Permasalahan kedua berhubungan dengan kondisi psikologis. Bagi trader yang sering tidak sabaran dan gelisah jika tidak membuka chart, strategi 100% Hedging tentu akan sangat menyiksa karena memaksa kita untuk Hold posisi dalam jangka waktu cukup lama. Alih-alih membiarkan keuntungan menumpuk, bisa-bisa malah muncul perasaan ingin menambah posisi (Overtrade) dan merusak strategi yang sudah ditata.
(Baca Juga: Apa Itu Overtrading Dalam Forex?)
Yang ketiga, strategi 100% Hedging membutuhkan manajemen risiko yang lebih rumit. Misalnya saja, jika menggunakan 1 lot reguler, maka biaya yang dibutuhkan sekitar 145 USD. Jadi kita akan kehilangan 145 USD di awal dan memerlukan 6 hari pertama hanya untuk menutupi biaya spread. Jika terkena Margin Call, kita akan perlu untuk menutup sebagian posisi, mentransfer uang ke rekening yang lain, kemudian membuka posisi kembali. Karena itu, sangat penting untuk terhindar dari Margin Call sehingga kita dapat mempertahankan ekuitas.
Hambatan lain yang membuat strategi 100% sulit dilakukan adalah beberapa broker melarang arbitrase. Seandainya ada kondisi mendesak yang memaksa kita untuk menutup sebagian posisi dan withdraw dana untuk melindungi keuntungan pada posisi di akun lain, tentu akan menjadi "kejutan tak menyenangkan" jika broker tersebut mewajibkan kita untuk menutup semua posisi. Karena itu, pastikan broker yang kita pakai memperbolehkan aktivitas Hedging.
Strategi 100% Hedging memang rumit dan relatif sulit untuk dipahami bagi pemula. Wajar saja, karena strategi ini lebih banyak digunakan oleh trader institusional dan manajer Hedge Fund. Bagi Anda yang ingin belajar Hedging bagi pemula, silakan membaca artikel yang berjudul "Strategi Hedging Sederhana"