Trader forex selalu melihat tren dan kondisi ekonomi untuk memprediksi pergerakan kurs mata uang. Banyak diantara mereka yang selalu mengikuti rilis data fundamental semisal suku bunga, data GDP dan lain sebagainya. Namun, tahukah Anda, memprediksi pergerakan harga di pasar forex juga bisa dilakukan dengan melihat kondisi pasar saham.
Pasar saham yang dimaksud di sini adalah pasar saham global. Tercakup diantaranya dinamika perusahaan-perusahaan besar dari seluruh dunia yang memberikan laporan kondisi perusahaannya dan bisa digunakan sebagai salah satu sumber informasi bagi trader forex melalui pergerakan harga saham-saham atau indeks harga saham. Bagaimana pasar saham dapat menjadi sumber informasi bagi trader forex? Kita akan mengulasnya dalam artikel ini.
Faktor Permintaan dan Penawaran
Pada dasarnya, pergerakan kurs mata uang ditentukan oleh faktor permintaan dan penawaran pasar. Jika permintaan akan suatu mata uang bertambah banyak, maka nilai mata uang tersebut akan cenderung menguat dibandingkan dengan mata uang lainnya. Sebaliknya jika penawaran bertambah tanpa diikuti oleh permintaan yang seimbang, nilai mata uang tersebut akan cenderung melemah.
Prinsip dasar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan fluktuasi pergerakan pasangan mata uang setiap harinya. Salah satu faktor adalah pergerakan harga saham. Ketika kondisi bisnis suatu negara amat baik, investor asing ramai-ramai masuk untuk membeli saham-saham yang terdaftar di bursa efek-nya. Aliran modal masuk ini tentu akan mendongkrak permintaan terhadap mata uang terkait. Sebaliknya jika kondisi ekonomi memburuk hingga investor asing melakukan aksi jual dan membawa uangnya ke luar negeri, permintaan terhadap mata uang itu akan jatuh.
(Baca juga: Permintaan dan Penawaran dalam Pasar Forex)
Hubungan Timbal-Balik Pasar Saham dan Pasar Forex
Saat ini, pasar forex merupakan jenis pasar keuangan yang berskala terbesar di dunia. Volume perdagangan harian jauh lebih besar dari pasar saham di negara mana pun. Namun, pasar forex tidak dikungkung oleh batas-batas negara. Jika Anda membicarakan interaksi antara pasar saham dan pasar forex, Anda harus melihat kondisi pasar secara global.
Perusahaan yang layak digunakan sebagai acuan oleh trader forex adalah perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan transaksi dengan berbagai mata uang. Sebagai contoh, peritel terbesar dunia Wal-Mart akan lebih sering bertransaksi menggunakan mata uang asing (selain US dollar) dibandingkan perusahaan besar lain yang bukan tergolong multinasional. Nama besar lainnya adalah Coca-Cola dan Apple. Kondisi kedua perusahaan multinasional besar tersebut selalu diperhatikan para pelaku pasar forex, terutama harga sahamnya.
Di sisi lain, bursa saham sebuah negara besar bisa dipengaruhi oleh pasar forex. Mata uang yang lemah sangat mendukung para eksportir di negara tersebut. Jika mata uang sedang melemah, maka bagi negara partner dagangnya, produk-produk ekspor negara tersebut menjadi semakin murah. Hal ini mendorong meningkatnya volume ekspor yang berarti bertambahnya profit para eksportir dan produsen produk-produk domestik.
Jika produksi domestik di negara tersebut meningkat, selanjutnya pertumbuhan akan naik, dan pasar sahamnya akan semakin bergairah. Indikator paling nyata dapat dilihat dari peningkatan indeks harga saham utama atau harga saham-saham berkapitalisasi besar. Situasi seperti ini terjadi pada hampir seluruh bursa saham terbesar dunia yang didukung oleh mata uang utama (US dollar, Yen Jepang, Euro, Pound Sterling dan lainnya).
Meski demikian, pasar forex dianggap lagging indicator (indikator yang cenderung lambat) oleh para pelaku industri dalam memprediksi kondisi ekonomi dan mengambil keputusan di pasar saham. Investor menyadari akibat dari fluktuasi nilai mata uang. Sering kali hasil akhir perolehan perusahannya sangat berbeda dari estimasi atau riset yang telah dilakukan sebelumnya, hanya karena pergerakan nilai mata uang yang tidak terduga. Dalam hal ini, pasar forex jelas bisa mempengaruhi pasar saham.
>>> Dua indikator penting dari pasar saham yang layak ditinjau oleh trader forex: indeks harga saham utama dan harga saham perusahaan multinasional yang berkapitalisasi terbesar.
Campur Tangan Pemerintah
Lembaga keuangan global sangat berperan dalam menentukan pergerakan pasar forex. Mereka lah yang memberikan fasilitas dan menyediakan likuiditas bagi pasar keuangan dunia. Namun, dalam menentukan arah pergerakan pasar forex, hendaknya selalu diingat bahwa pengaruh kebijakan moneter pemerintah sangat besar. Oleh karena itu, pergerakan pasar saham bukanlah indikator awal (leading indicator) bagi pasar forex.
Kurs mata uang ditentukan oleh tingkat permintaan dan penawaran yang sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dalam menentukan suku bunga dan kebijakan lainnya, semisal Quantitative Easing dan lain sebagainya. Menggunakan pergerakan pasar saham sebagai indikator awal bagi pasar forex adalah kurang tepat, karena pemerintah bisa mempengaruhi kuat lemahnya suatu nilai mata uang setiap saat.
>>> Pada prakteknya, trader sebaiknya tidak berupaya memprediksi arah pergerakan nilai mata uang hanya dengan melihat arah pergerakan pasar saham, atau indeks harga saham.
Peran pemerintah dan bank sentral berpengaruh lebih besar bagi kurs mata uang daripada dinamika pasar saham. Data-data seperti neraca pembayaran pemerintah dan suku bunga bank sentral jauh lebih menentukan minat pasar untuk membeli atau menjual suatu mata uang. Kita dapat melihat contoh yang terjadi beberapa tahun belakangan ini di Amerika Serikat.
Sebagai akibat dari krisis keuangan tahun 2007-2009, bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) meningkatkan jumlah uang beredar dengan pembelian obligasi besar-besaran hingga mencapai trilyunan dolar. Program Quantitative Easing ini berhasil menghindarkan perekonomian AS dari resesi terburuk sejak Depresi Besar tahun 1930-an. Akibatnya, US dollar melemah dengan cukup signifikan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, dan tetap melemah meski harga saham-saham melonjak antara tahun 2009 hingga 2011.
Ekspansi Perusahaan-Perusahaan Besar Secara Global
Perusahaan besar selalu mencari peluang untuk bisa melakukan ekspansi pasar secara gobal, termasuk perusahaan-perusahaan asal AS. Ambil contoh misalnya perusahaan minuman kopi raksasa Starbucks yang fokus pada ekspansi di luar Amerika Serikat. Perusahaan tersebut malah berencana untuk menutup 800 cabangnya, sebagian besar di Amerika Serikat. Fokus Starbuck dengan ekspansi secara internasional tersebut membuat penjualannya tumbuh pesat. Perusahaan bisa berkembang, keuntungan meningkat, dan harga sahamnya juga naik dengan signifikan.
Starbuck bukan satu-satunya perusahaan yang melakukan ekspansi secara global. Banyak perusahaan besar lainnya yang berlomba-lomba berekpansi secara global. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya berasal dari Amerika Serikat, dan tujuan ekspansi mereka sebagian besar ke negara sedang berkembang yang pertumbuhannya relatif tinggi.
Pertumbuhan perusahaan yang diperoleh dari luar Amerika Serikat tersebut bertepatan dengan melemahnya Dolar AS terhadap sebagian besar mata uang utama dunia. Tidak ada jaminan bahwa penguatan mata uang suatu negara dalam jangka panjang akan mendukung pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Investor selalu melihat fluktuasi jangka pendek, baik pada pasar saham maupun pasar uang. Buktinya, Yen Jepang terus menguat terhadap Dolar AS selama krisis finansial di Amerika Serikat, meskipun perekonomian Jepang juga sedang bermasalah.
Bila banyak investor yang masuk ke suatu negara, maka itu adalah indikator awal membaiknya pertumbuhan negara tersebut. Dan bila pertumbuhan negara itu sedang kuat, maka permintaan mata uang akan meningkat, sehingga menyebabkan nilai mata uang negara tersebut menguat dalam jangka panjang. Singkatnya, interaksi antara pasar forex dan pasar saham yang tidak bersifat satu arah saja.
Apa artinya bagi trader forex? Pasar saham memang patut ditambahkan sebagai referensi analisa intermarket untuk meninjau nilai mata uang, tetapi bukanlah alat prediksi arah pergerakan kurs mata uang yang akurat secara absolut.