Topik tentang bank sentral dan kebijakan moneter-nya seolah tidak ada habis-habisnya. Bagi trader forex, berita terkait bahasan ini selalu sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Bank sentral memantau perkembangan ekonomi secara berkesinambungan, kemudian memutuskan kebijakan moneter seperti apa yang tepat untuk diterapkan dalam kondisi ekonomi terkini. Inilah sebabnya mengapa kebijakan bank sentral selalu berubah-ubah.
Kebanyakan orang mengira instrumen kebijakan bank sentral hanya suku bunga saja. Padahal, ada banyak strategi yang dapat dilakukan oleh bank sentral dalam merespons perubahan ekonomi. European Central Bank (ECB) termasuk salah satu bank sentral dunia yang sering mengerahkan program non-bunga dalam rangka memulihkan perekonomian dari resesi dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi kawasan. Dua program-nya yang paling terkenal adalah LTRO (Long Term Refinancing Operation) dan TLTRO (Targeted Long Term Refinancing Operation).
Apa itu LTRO dan TLTRO?
LTRO adalah hasil dari serangkaian pinjaman berbunga lunak yang disalurkan oleh ECB kepada perbankan dalam kurun waktu antara 2011-2012. Mekanisme untuk memperoleh LTRO ditentukan dengan cara lelang. ECB menawarkan jumlah dana tertentu yang dilelang, kemudian bank peserta menentukan suku bunga pinjaman. Sebagai jaminan, perbankan dapat menyerahkan obligasi pemerintah atau aset sekuritas lain kepada bank sentral. Situs web ECB menampilkan daftar aset yang dapat dijaminkan dan diperbarui secara berkala.
Program ini menjadi populer saat terjadi krisis keuangan di Eropa pada tahun 2008. Sebelum krisis, batas waktu pinjaman ECB yang ditawarkan dengan cara lelang hanya selama 3 bulan. Dengan adanya krisis hutang di kawasan, batas waktu diperpanjang hingga 6 bulan, 12 bulan dan 36 bulan.
Pada bulan Maret 2008, ECB menawarkan program LTRO untuk pertama kalinya dengan batas waktu 6 bulan, diberikan pada 117 bank di kawasan Eropa. Berikutnya pada bulan Juni 2009, ECB meluncurkan program LTRO dengan batas waktu 12 bulan yang diikuti oleh 1,000 peserta lelang, jauh lebih banyak dari peserta sebelumnya. Pada bulan Desember 2011, untuk pertama kalinya bank sentral Eropa meluncurkan program LTRO dengan batas waktu 36 bulan (3 tahun) dengan bunga 1%. Pada Februari 2012, ECB kembali menawarkan LTRO 3 tahun untuk dilelang (dikenal dengan program LTRO2) dan diberikan pada 800 bank di kawasan Euro senilai 529.5 milyar Euro.
Pada September 2014, ECB menerapkan injeksi likuiditas jangka panjang dengan TLTRO. TLTRO memiliki beberapa perbedaan dibanding LTRO. Pertama, maturitas pinjaman yang diberikan kepada perbankan lewat lelang TLTRO adalah selama empat tahun. Kedua, operasi TLTRO dirancang khusus untuk perbankan yang memenuhi syarat tertentu. Inilah mengapa ada kata "Targeted" pada nama program.
Dalam program TLTRO, perbankan akan menerima suntikan pinjaman dengan aturan ketat. Dana yang diterima harus disalurkan ke perusahaan swasta. Apabila perbankan menerima pinjaman murah dari bank sentral tapi gagal memenuhi syarat, maka mereka akan dipaksa mengembalikan pinjaman dengan tingkat bunga penalti yang cukup besar.
Baik LTRO maupun TLTRO sama-sama termasuk kebijakan moneter longgar, karena bersifat menambah jumlah uang beredar. Banyak pakar menganggap keduanya sebagai bentuk kebijakan mirip dengan Quantitative Easing yang diterapkan di Amerika Serikat dan Jepang. Pertanyaannya, mengapa ECB merasa perlu meluncurkan kebijakan seperti ini? Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh bank sentral Eropa yang dipimpin oleh Mario Draghi itu.
Tujuan LTRO
Dari bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa LTRO adalah program pinjaman jangka panjang dengan bunga rendah yang diberikan oleh ECB kepada bank-bank di kawasan Euro. Tujuan dari program LTRO maupun TLTRO adalah:
1. Menjaga likuiditas bank-bank di kawasan Euro.
Suku bunga rendah memungkinkan bank-bank di kawasan Euro untuk meningkatkan penyaluran kredit yang diberikan, sehingga bisa memacu aktivitas perekonomian di kawasan tersebut. Di samping itu, bank-bank bisa masuk ke asset-asset dengan return tinggi agar memperoleh keuntungan dan memperbaiki neraca keuangan-nya.
2. Memperkecil yield obligasi negara-negara di kawasan Eropa.
Yield dalam hal ini adalah imbal hasil yang dibayarkan negara-negara di kawasan Eropa kepada pihak pemegang obligasi (surat hutang) sebesar suku bunga yang telah ditentukan. Dengan program LTRO, bank-bank di kawasan Eropa bisa menggunakan obligasi tersebut sebagai jaminan bagi pinjaman berbunga lunak dari ECB, sehingga bisa meningkatkan permintaan atas obligasi-nya. Jika permintaan obligasi naik, maka harga obligasi juga naik dan yield obligasi akan turun. Sebagai contoh, Spanyol dan Italia pada tahun 2012 menggunakan cara ini, sehingga bisa memperkecil yield obligasi-nya.
Fakta bahwa ECB berulangkali melaksanakan kebijakan seperti ini, agaknya membuktikan bahwa program dianggap cukup berhasil mencapai target. Namun, pertumbuhan ekonomi Zona Euro masih terus menerus lesu dan berulang kali jatuh bangun di tepi jurang resesi. Dengan kata lain, berbagai kebijakan ini kemungkinan belum cukup untuk menggairahkan perekonomian riil secara signifikan.
Tahukah Anda, ECB mengumumkan penyelenggaraan TLTRO lagi pada tahun 2019. Simak ulasannya lebih lanjut pada artikel Apa itu TLTRO dan Bagaimana Dampaknya terhadap Euro.