Dua kelompok analisis dalam forex trading adalah fundamental dan teknikal. Di masa awal saya belajar trading, saya mencoba untuk memahami kedua teknik analisis tersebut. Saya memantau news, mencoba memperkirakan bagaimana reaksi market terhadap news tersebut, selain juga menggunakan (banyak) indikator di chart saya.
Tapi sejalan dengan waktu, lama kelamaan saya lebih cenderung untuk mengandalkan analisis teknikal. Mengapa? Ada beberapa alasan yang membuat saya cenderung untuk memilih menjadi teknikalis di antaranya:
-
Hasil berupa angka
Hasil dari technical analysis itu berupa angka. Semua informasi dan dampaknya terhadap market dinyatakan dalam harga mata uang (pairs) yang langsung berupa angka. -
Menunjukkan trend secara lebih jelas
Analisis teknikal secara jelas menunjukkan trend (kecenderungan arah) pergerakan harga pairs. Ini jelas satu hal yang paling penting. Bukankah sebagai trader, membaca trend adalah satu hal yang "wajib" dilakukan supaya kita bisa mengambil posisi yang tepat? -
Pola-pola yang terjadi pada chart cenderung berulang
History itu selalu berulang. Hal ini jelas terjadi pada pergerakan harga pairs dalam forex trading. Pola chart tertentu konsisten, dapat diandalkan dan berulang. Technical analysis sangat membantu kita untuk melihat pola-pola tersebut.
Nah, Karena 3 alasan utama di atas (plus pengalaman buruk ketiga mencoba mengandalkan analisis fundamental) saya cenderung untuk lebih mengandalkan analisis teknikal sebagai dasar pengambilan keputusan dalam ber-trading.
Ok, bicara tentang technical analysis tentunya tidak bisa lepas dari indikator. Mungkin anda bertanya, trus, apa indicator yang sebaiknya digunakan? Mm… kalau menurut mentor saya sih… "semua indikator itu bagus, tinggal bagaimana tingkat pemahaman kita terhadap indicator tersebut". Thanks mastah… atas informasinya! Yah… berbekal quote standar tersebut, akhirnya saya memilih untuk menggunakan indikator-indikator berikut:
Moving Average
Saya memakai indicator ini karena inilah indikator yang menurut saya paling sederhana dan paling mudah dipahami. Oh iya… satu lagi… karena inilah indikator yang pertama kali saya lihat karena secara default sudah terpasang di trading platform yang saya gunakan. Pada intinya indicator ini memberikan gambaran tentang nilai rata-rata bergerak untuk periode tertentu yang kita inginkan. Kita bisa menggunakan beberapa moving average untuk membaca apakah trend untuk jangka waktu yang lebih pendek memang berbeda dari jangka waktu yang lebih panjang untuk menentukan kapan kita masuk/keluar market.
MACD dan RSI
Saya terutama menggunakan MACD untuk membaca momentum yang ada di sebuah trend. Sedangkan RSI digunakan untuk melihat kondisi market, apakah terjadi oversold mapuan overbought. Selain itu juga bisa digunakan apabila kita ingin melakukan divergence trading.
Fibonacci Retracement
Nah, yang satu ini adalah indicator favorit saya. Fibonacci retracement secara umum menggambarkan pola-pola yang terjadi di alam semesta, termasuk juga dalam pergerakan harga pairs di forex trading. Saya biasa menggunakan patokan Fibonacci retracement untuk menentukan level-level support-resistant untuk memperkirakan pergerakan selanjutnya harga sebuah pairs berdasarkan pola-pola yang ada. Oh iya, tambahan satu lagi, yang wajib dipahami bagi technicalist, yaitu: candlestick.
Candlestick
Yups, bener banget, "cuma sekedar" candlestick. Eh, jangan salah, jenis chart yang satu ini banyak sekali memberikan informasi bagi trader. Dari melihat bentuk-bentuk candlestick, kita bisa melihat apa sebenarnya yang terjadi di market, bagaimana tarik-menarik terjadi antara buyer-seller dan juga berapa volume transaksi yang akhirnya terjadi. Ini jelas merupakan informasi standart yang perlu diketahui dan dipahami oleh semua trader.
Belum lagi dari melihat pola chart (chart pattern) yang terjadi dari sederetan candlestick, kita bisa memahami apa yang sedang terjadi. Dan yang terpenting: apa yang bakalan terjadi di market sehingga kita bisa mengambil posisi yang tepat. Nah, ternyata, cuma berbekal pengetahuan tentang beberapa indikator di atas plus candlestick, sampai sekarang saya ternyata masih "betah" tuh menjadi technicalist. Bagaimana dengan anda?