Rights Issue di pasar modal bisa merugikan maupun menguntungkan investor. Kuncinya ada pada kelima hal penting berikut ini.
Seorang investor atau pemegang saham merupakan pemilik perusahaan, jadi investor bisa mempunyai beberapa hak tertentu dan salah satunya adalah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam aksi korporasi rights issue. HMETD dalam pasar modal ini merupakan hak yang diperoleh pemilik saham untuk membeli saham baru pada periode dan harga yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
Baca Juga: 25 Istilah Saham Yang Wajib Diketahui Pemula
1. Alasan Perusahaan Melakukan Rights Issue
Pada dasarnya, alasan perusahaan melakukan rights issue adalah untuk mengumpulkan dana sebagai tambahan modal lagi. Biasanya perusahaan yang rights issue masih dalam tahapan pertumbuhan tinggi dan dana segar yang terhimpun akan digunakan untuk ekspansi usaha, membayar pinjaman, atau untuk modal kerja. Jika rights issue dilaksanakan untuk keperluan ekspansi usaha, maka aksi korporasi perusahaan bisa dipandang positif.
Beberapa perusahaan melakukan rights issue dengan tujuan untuk menambah porsi kepemilikan pemegang saham atau meningkatkan jumlah saham beredar agar nantinya saham menjadi lebih likuid. Selain itu, perusahaan bisa juga rights issue agar kapitalisasi pasar perusahaan menjadi lebih besar. Rights issue ini sebenarnya hampir mirip dengan stocksplit, tapi bedanya kalau rights issue bisa menambah dana dari investor sekaligus dapat menaikkan kapitalisasi pasar perusahaan.
2. Manfaat Rights Issue
Mengingat tujuan suatu perusahaan melakukan aksi rights issue adalah untuk mengumpulkan dana tambahan, maka manfaat dari rights issue bagi perusahaan adalah perusahaan bisa menggunakan dana tersebut sebagai sumber modal usaha baru selain pinjaman dari bank. Hal ini bisa saja terjadi ketika terjadi pelemahan ekonomi dan membuat perusahaan sulit meminjam dana dari bank.
Sementara itu, manfaat rights issue bagi investor pemegang saham perusahaan tersebut adalah harga pelaksanaan saham baru rights issue yang ditawarkan biasanya di-diskon karena berada di bawah harga pasar. Selisih harga eksekusi dan harga saham di pasar terkadang cukup signifikan dan bergantung pada seberapa besar suatu perusahaan itu ingin mendorong minat investor untuk berpartisipasi dalam aksi korporasinya.
3. Sisi Negatif Rights Issue
Aksi korporasi rights issue perusahaan umumnya tidak disukai oleh investor karena akan memberikan dampak negatif pada kepemilikan saham investor. Hal ini terjadi karena rights issue akan menimbulkan saham emiten mengalami dilusi. Dilusi saham adalah penurunan komposisi kepemilikan saham investor akibat dari adanya penambahan saham baru.
Penerbitan saham baru ini akan merugikan investor saham jika investor ini tidak berbuat apa-apa karena persentase kepemilikan sahamnya otomatis berkurang. Akan tetapi, dampak negatif ini bisa diatasi dengan melaksanakan HMETD, yakni melakukan pembelian saham baru yang ditawarkan oleh emiten.
Sedangkan apabila tidak memiliki dana untuk melakukan transaksi pembelian saham tersebut, pemegang saham dapat menjual HMETD saham baru kepada investor lain yang berminat. Hasil penjualan HMETD ini kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk menutupi kerugian dari efek dilusi harga saham.
4. Hal-hal Yang Harus Dilakukan Sebelum HMETD
Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan rights issue, jumlah saham perusahaan tersebut akan bertambah. Apabila jumlah saham perusahaan yang melakukan rights issue bertambah dan dana yang masuk ke perusahaan sama dengan pasar saham, maka tidak terjadi dilusi sehingga aksi perusahaan untuk rights issue ini tidak merugikan bagi pemegang saham. Apabila Anda masih bingung untuk memutuskan apakah akan menggunakan HMETD, sebaiknya perlu melakukan beberapa hal berikut.
Melakukan Valuasi Harga Pelaksanaan (Eksekusi)
Pertama, Anda harus menimbang harga pelaksanaan yang ditawarkan perusahaan apakan wajar atau mahal. Untuk mengetahui apakah harga eksekusi ini wajar atau tidak, sebaiknya lakukan valuasi harga saham tersebut. Perlu diperhatikan bahwa harga saham pelaksanaan yang bagus dan ideal adalah bukan harga saham yang murah, hanya karena harga saham itu berada di bawah harga pasar. Oleh karena itu, lakukanlah valuasi harga dengan menghitung jumlah total kapitalisasi pasar saham emiten tersebut dan menimbang rasio PER serta kinerja perusahaan.
Perhatikan Kemungkinan Terjadinya Efek Dilusi
Aspek kedua yang harus dipertimbangkan investor saham sebelum melaksanakan HMETD adalah efek dilusi yang kemungkinan terjadi. Maka dari itu, sebaiknya Anda amati perbedaan jumlah saham baru yang diterbitkan dengan jumlah saham lama. Ketika suatu emiten melakukan rights issue dengan jumlah saham yang tidak jauh melebihi jumlah saham lama, maka aksi korporasi emiten ini dapat dikategorikan wajar.
Sebagai contoh, emiten A mempunyai saham di pasar sebanyak 2 miliar. Apabila emiten A ini melakukan right issue saham baru tidak melebihi 2 miliar tersebut, maka hal ini masih dianggap wajar. Sebaliknya, jika emiten A ini melakukan rights issue sebesar 4 atau bahkan bisa 5 miliar saham, sebaiknya tidak diambil karena efek dilusi yang terjadi bisa melebihi 50 persen.
Cari Tahu Tentang Calon Pembeli Saham Dan Kebijakan Rights Issue
Langkah selanjutnya yang perlu diambil sebelum HMETD adalah menyelidiki siapa saja calon pembeli saham baru. Ini harus dilakukan untuk menghindari ketidakjelasan calon pembeli siaga dan potensi tidak adanya calon pembeli, sehingga saham baru itu langsung begitu saja dijual ke publik. Hal tersebut bisa sangat berdampak negatif terhadap harga saham di pasar.
Di samping itu, cari tahu juga tentang kebijakan rights issue, apakah aksi korporasi ini dilaksanakan menggunakan HMETD atau tidak. Jika perusahaan tidak menawarkan HMETD kepada investor, hal ini akan memunculkan spekulasi bahwa dana hasil rights issue akan dimanfaatkan emiten tidak untuk ekspansi usaha, melainkan untuk membayar utang perusahaan.
5. Mekanisme Rights Issue Emiten
Mekanisme pelaksanaan rights issue suatu emiten biasanya diawali dengan pengumuman perusahaan terkait hal-hal penting berikut:
Rencana Penggunaan Dana
Pengumuman dalam hal ini sangat penting untuk disebarkan ke investor saham agar investor mengetahui tujuan rights issue emiten. Para pemegang saham perlu waspada apabila rencana penggunaan dana rights issue adalah untuk melunasi utang. Biasanya perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan dalam melakukan pelunasan utang-utangnya dan tidak dapat meminjam uang dari lembaga keuangan. Kondisi ini berpotensi menyebabkan harga saham turun.
Sebaliknya, jika perusahaan akan memanfaatkan dana hasil rights issue untuk ekspansi usaha maka langkah emiten rights issue kemungkinan besar akan memberikan manfaat bagi pemegang saham, baik dalam bentuk pemberian dividen atau harga sahamnya.
Informasi Terkait Rasio HMETD
Informasi ini sangat bermanfaat bagi pemegang saham untuk mengetahui rasio jumlah saham lama dan jumlah saham baru. Kedua data ini selanjutnya juga digunakan dalam perhitungan harga teoritis dari harga saham eksekusi HMETD ini. Dengan mengetahui harga teoritis, para pemegang saham dapat melakukan kalkulasi terhadap capital gain pembelian saham baru.
Setelah pengumuman dari emiten terkait, pemegang saham dapat mengambil haknya dan membeli sahamnya. Di sisi lain, pemegang saham juga dapat mengabaikan penawaran tersebut dan memilih untuk tidak mengeksekusinya. Namun, agar tidak merugi karena persentase kepemilikan saham terdilusi, maka pemegang saham juga bisa menjual saham baru kepada pihak lain.
Penutup
Aksi korporasi emiten untuk rights issue biasanya dinilai negatif oleh para pemegang saham. Namun, pada dasarnya rights issue dengan HMETD tidak selalu mendatangkan dampak buruk bagi investor. Agar tidak salah mengambil keputusan ketika suatu emiten melakukan rights issue, ada baiknya investor saham memahami apa yang harus dilakukan dan melakukan pertimbangan serta kalkulasi lebih lanjut.