EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 18 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 18 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 18 jam lalu, #Saham AS

AUD/USD Anjlok Akibat Rendahnya Pertumbuhan Gaji Australia

Penulis

ABS mencatat pertumbuhan gaji Australia hanya sebanyak 0.5 persen (QoQ) dalam tiga bulan hingga September, di bawah ekspektasi pertumbuhan 0.7 persen.

Seputarforex.com - Pertumbuhan gaji Australia untuk kuartal ketiga tercatat naik tetapi lebih rendah daripada ekspektasi. Bahkan, mandat pemerintah untuk menggenjot naik upah minimum di Australia masih gagal untuk mengangkat gaji para pekerja secara merata di seluruh Australia. Hasil yang lemah ini dikhawatirkan dapat menyurutkan inflasi dan belanja masyarakat.

duit-dompet


Rendahnya Ekspektasi Kenaikan Gaji Hingga Tahun Depan

Biro Statistik ABS Australia membukukan pertumbuhan gaji sebanyak 0.5 persen (QoQ) dalam tiga bulan hingga September, di bawah ekspektasi pertumbuhan 0.7 persen. Sedangkan dalam basis YoY, pertumbuhan upah mencapai 2 persen; naik dari rekor rendah 1.9 persen, tetapi masih lebih rendah daripada perkiraan pertumbuhan 2.2 persen dan hanya sedikit di atas inflasi 1.8 persen.

"Hanya sedikit (petunjuk) yang menunjukkan pertumbuhan gaji akan bertambah banyak pada tahun 2018 dan 2019," kata Su-Lin Ong, Kepala Ekonom Bagian Australia di RBC Capital Markets. "Hal ini menunjukkan adanya downside risk pada inflasi dan kita juga tidak memperkirakan suku bunga RBA akan dinaikkan dari level 1.5 persen sampai tahun depan,"

Di luar data tersebut, sektor konsumen Australia juga patut diwaspadai sehubungan dengan survei Westpac yang menunjukkan bahwa jumlah konsumen pesimis lebih banyak daripada jumlah konsumen optimis pada bulan Oktober, dengan indeks Sentimen Konsumen Westpac yang menurun 1.7 persen.

Buktinya, walaupun libur Natal semakin dekat, hanya 11 persen dari responden Westpac yang berencana untuk berbelanja lebih banyak dalam event tahunan tersebut. Persentase ini adalah yang terendah sejak tahun 2009.

AUD/USD jeblok setelah laporan tersebut dirilis hari Rabu (15/Nov) ini, dengan diperdagangkan pada angka 0.7582 dari sebelumnya di level high 0.7632. Selain itu, yield-yield obligasi Australia juga merosot setelah para investor mencabut kemungkinan kenaikan suku bunga RBA hingga 2019.

281041
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.