Seputarforex.com - Pertumbuhan ekonomi Australia dalam tiga bulan hingga Juni, tercatat lebih rendah daripada estimasi. Menurunnya harga batu bara dan bijih besi dalam kuartal kedua tersebut ditengarai berdampak pada pendapatan ekspor Australia.
Biro Statistik ABS pada hari ini (06/September) melaporkan bahwa GDP Australia (QoQ) tumbuh 0.8 persen pada kuartal kedua, naik dari 0.3 persen pada periode sebelumnya. Namun, angka tersebut sedikit di bawah estimasi analis yang memperkirakan pertumbuhan setinggi 0.9 persen.
Dalam basis tahunan (YoY), GDP Australia meningkat ke angka 1.8 persen, dari sebelumnya di 1.7 persen. Menurut Bruce Hockman, Kepala Ekonom ABS, perubahan harga batu bara dan bijih besi rupanya telah memberikan dampak yang signifikan pada ekonomi Australia, khususnya pada pendapatan dan pemasukan riil, meskipun volume ekspor terus bertumbuh pada kuartal bulan Juni.
Belanja dalam negeri Australia mengalami kenaikan dalam kuartal kedua, yakni sekitar 1 persen terdorong oleh konsumsi masyarakat, dengan kontribusi kenaikan 0.7 persen. Sedangkan manufaktur Australia, membukukan pertumbuhan sebanyak 1.8 persen.
Kuatnya pertumbuhan ekonomi Australia juga dapat memberikan outlook yang optimis bagi RBA. Bank sentral tersebut kemarin telah mengumumkan bahwa suku bunga acuan dipertahankan pada level 1.5 persen. Gubernur RBA, Philip Lowe, sudah memperkirakan solidnya pertumbuhan ekonomi Australia dalam pidatonya kemarin. Ia mengungkapkan keyakinannya akan penguatan dalam investasi dan pertumbuhan tenaga kerja full-time. Dua sektor tersebut merupakan antisipasi utama RBA.
AUD/USD Jeblok
Menanggapi pengumuman GDP Australia hari ini, Dolar Australia justru menunjukkan penurunan yang cukup dalam terhadap Dolar AS, yakni menuju angka 0.7981 dari sebelumnya di puncak 0.8012. Diperkirakan pelemahan Aussie tersebut masih disebabkan oleh kekhawatiran pasar akan gejolak politik yang disebabkan oleh Korea Utara.
