Proyeksi tingkat suku bunga bakal menjadi salah satu bahan trading forex terunggul saat ini. Menjelang Rapat kebijakan bank sentral Eropa (ECB) pada 22 Januari mendatang yang diprediksi akan menandai awal Quantitative Easing (QE), sejumlah analis memprediksi ketidakberdayaan Euro terhadap mata uang-mata uang lainnya dan memperkirakan EURUSD akan menyentuh 1.15 dalam beberapa skenario.
EURUSD 1.15
Survei Bloomberg terhadap 30 analis memperkirakan Euro akan menyentuh 1.15 pada akhir tahun 2016. Sementara itu Bank asal Belanda, ING Groep NV, yang merupakan salah satu peramal mata uang paling akurat tahun 2014 lalu, bahkan memperkirakan bahwa kurs Euro akan terus melorot hingga 1 Dolar, level rendah yang terakhir disentuh pada tahun 2002. ING memprediksi, langkah-langkah yang diambil ECB untuk membangkitkan perekonomian lesu Eropa dan menghindari deflasi akan berdampak buruk bagi nilai tukarnya. Investor akan menghindari Euro seiring ECB berupaya menjalankan kebijakan moneter longgar dan menambah jumlah uang beredar. Apalagi jika dibandingkan dengan bank Amerika Serikat The Fed yang kemungkinan akan membuat Dolar makin atraktif dengan menaikkan suku bunga.
Selain dibebani oleh murahnya minyak dan drama politik Yunani, Euro juga dibebani oleh proyeksi deflasi. Para analis mendapatkan alasan untuk makin bearish dalam memandang Euro, karena pekan lalu dilaporkan bahwa inflasi bulan Desember di wilayah itu jatuh ke -0.2%, rekor rendah yang sebelumnya cuma tersentuh pada masa krisis tahun 2009.
Data Inflasi Zona Euro 2009-2014
Kondisi ini menjadi tekanan tambahan bagi presiden ECB, Mario Draghi, untuk segera mencanangkan Quantitative Easing.
Rencana QE ini kian santer diperbincangkan di kalangan analis pekan ini berkat rumor bahwa ECB telah menyusun rencana untuk melakukan pembelian obligasi pemerintah berkualitas tinggi senilai 500 milyar Euro. Ada tip dari orang dalam yang diterima oleh Bloomberg bahwa berbagai proposal QE telah dibahas di dewan inti ECB, termasuk rencana pembelian obligasi pemerintah berkualitas tinggi tersebut. Sedangkan laporan lain dari Reuters menyebutkan bahwa ECB sedang mempertimbangkan tiga opsi QE. Anggota dewan ECB belum memberikan putusan final terkait desain program QE tersebut, tetapi rumor itu membuat pasar kembali menyoroti rapat bulanan ECB tanggal 22 Januari besok dengan ekspektasi QE bakal diumumkan disana.
Naik Lebih Cepat Atau Lebih Lambat?
Sementara itu, data yang dikompilasi oleh Bloomberg menunjukkan ada kemungkinan sebesar 58% bagi AS untuk menaikkan suku bunganya, paling lambat di bulan September 2015. Sejumlah analis malah memperkirakan lebih cepat dari itu. Analis dari Credit Suisse mengatakan pada media yang sama bahwa the Fed bakal menaikkan suku bunga pada bulan Juni, dan akan menaikkan suku bunga tiga kali lagi dalam empat pertemuan FOMC the Fed setelahnya. Dengan ekspektasi tersebut, Credit Suisse memperkirakan Euro akan jatuh ke 1.15 Dolar menjelang akhir 2015.
Tetapi dengan probabilitas yang hanya 58%, maka mengindikasikan masih ada kemungkinan besar the Fed akan mengecewakan pasar. Laporan NFP AS pekan lalu menunjukkan laju pertumbuhan gaji mingguan anjlok dari 2% di bulan November menjadi -2% pada Desember 2014. Data yang meleset di luar dugaan jadi memperburuk proyeksi inflasi negeri Paman Sam dan sempat membuat pasar meragukan timing kenaikan suku bunga AS yang diperkirakan akan berdampak luas, sehingga sentimen terhadap Dolar AS pun mengendur di awal perdagangan hari Senin. Charles Evans dari The Fed Chicago bahkan menyarankan agar suku bunga dinaikkan tahun 2016 saja.
Namun demikian, sejumlah analis tetap optimis. Mereka memperkirakan penurunan gaji mingguan di bulan Desember itu disebabkan oleh banyaknya pekerjaan paruh waktu di musim dingin, sehingga hanya merupakan penurunan sementara dan tidak berdampak pada inflasi jangka menengah. Musim dingin memang kerap menghadirkan anomali berupa penurunan drastis angka statistik yang belakangan terbukti tidak signifikan. Oleh karena itu, sebagian besar pelaku pasar masih yakin dengan proyeksi bearish EURUSD awalnya.
Penilaian mana yang benar? masa depan sulit ditebak. Tetapi satu hal yang pasti: Efek dari kesenjangan kekuatan antara Euro dan Dolar ini telah mengakibatkan sell EURUSD ini menjadi strategi favorit di kalangan bank-bank trader forex. The Fed boleh jadi batal menaikkan suku bunga di pertengahan 2015, tetapi kondisi zona Euro sudah pasti suram tanpa prospek pemulihan dalam waktu dekat. Karena itu, Euro menjadi sasaran bearish, tak peduli berapapun targetnya.
Apakah Anda sepakat? menurut Anda, berapa target sell EURUSD tahun ini?