BOJ Putuskan Kebijakan Moneter Untuk Naikkan Pajak Per April 2014 Mendatang

Bank Sentral Jepang (BOJ) memutuskan untuk mempertahankan rekor pelonggaran stimulus, sebagai amunisi untuk berjaga-jaga dalam menghadapi pembengkakan pajak penjualan pada bulan April mendatang. Peningkatan pajak penjualan pada bulan April tersebut juga menimbulkan ancaman kontraksi ekonomi yang terdalam selama satu kuartal sejak gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang tahun 2011 lalu.


BOJ tetap memenuhi janjinya untuk menambah basis moneter pada kisaran 60 - 70 Triliun Yen per tahun, demikian penyataan dari bank sentral Jepang di Tokyo pada hari ini, yang sekaligus persis sama dengan prediksi seluruh ekonom yang telah di-polling oleh Bloomberg.

Gubernur Haruhiko Kuroda diprediksi akan menghadapi hambatan besar dalam upayanya mencapai inflasi 2 persen sehubungan dengan kenaikan pajak penjualan untuk pertama kalinya dalam 17 tahun yang berpotensi menggencet keadaan ekonomi rumah tangga dan bisnis. Tujuh puluh tiga persen suara ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memprediksi bahwa BOJ akan menambah stimulus kembali di akhir September untuk mensupport perokonomian Negara ekonomi terbesar ketiga di dunia ini.

Akan tetapi, salah satu anggota dewan BOJ, Sayuri Shirai menyatakan ketidak setujuannya untuk mengesahkan analisis BOJ tersebut. Menurut Sayuri, risikonya tak hanya akan berdampak pada rumah tangga dan bisnis. Kemajuan peningkatan tenaga kerja dan pendapatan di Jepang seharusnya juga dimasukkan ke dalam daftar risiko.

Dengan adanya berita ini, Yen menguat terhadap Dolar AS, dan sedikit berubah ke angka 103.30 pada pukul 12:09 waktu Tokyo.