EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 153.190   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,300.29/oz   |   Silver 26.76/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 2 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 2 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 2 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 2 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 10 jam lalu, #Saham AS

Brexit Diproyeksikan Pukul Harga Minyak, Reli Terhenti

Penulis

Reli harga minyak terhenti di perdagangan sesi Asia hari ini. Meskipun referendum Brexit tak memiliki hubungan langsung dengan harga minyak, tetapi sejumlah analis menilai bahwa valuasi komoditas ini bisa terpukul apabila Inggris keluar dari Uni Eropa.

Reli harga minyak terhenti di perdagangan sesi Asia hari ini (21/6) setelah sempat menanjak selama dua hari sebelumnya ketika kekhawatiran terkait kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa melonggar. Pasalnya, data-data terbaru menunjukkan tingginya produksi minyak Arab Saudi dan Iran. Apalagi, dengan referendum Brexit akan digelar pada hari Kamis mendatang, partisipan pasar kembali mencemaskan dampak bagi minyak apabila jumlah pemilih yang ingin keluar dari UE ternyata unggul di hari H.

ilustrasi

 

Saudi, Iran Kembali Berlomba Genjot Produksi

Harga minyak WTI ditutup naik nyaris 3% kemarin pada harga $49.96, tetapi kemudian melandai ke $49.39 saat berita ini diangkat. Demikian pula Brent yang sempat mencapai $50.65 di penutupan pasar sebelumnya, turun ke $50.42 pagi ini. Kerisauan akan surplus kembali membayangi pasar setelah drilling rigs di Amerika Serikat terpantau meningkat dan dua negara pokok OPEC lagi-lagi memompa output mereka.

Data resmi yang dirilis hari Senin menunjukkan bahwa ekspor minyak mentah Arab Saudi pada bulan April jatuh dari 7.541 juta bph ke 7.444 juta bph. Meski demikian, produksi negara paling dominan di OPEC ini masih berada pada level tinggi. Di bulan yang sama, Arab Saudi memproduksi 10.262 juta bph, lebih besar dibanding 10.224 juta bph pada periode sebelumnya.

Kantor berita menteri perminyakan Iran pun mengabarkan bahwa mereka telah meningkatkan kapasitas ekspor minyak mentahnya di terminal utama Pulau Kharg agar bisa mengunggah delapan tanker sekaligus.

 

Brexit Bakal Berdampak Negatif Pada Harga Minyak

Sementara itu, meskipun referendum Brexit tak memiliki hubungan langsung dengan harga minyak, tetapi sejumlah analis menilai bahwa valuasi komoditas ini bisa terpukul apabila Inggris keluar dari Uni Eropa. Menurut OilPrice.com, ada beberapa alasan yang mendasari kekhawatiran tersebut.

Pertama, Brexit menciptakan bayang-bayang ketidakpastian besar bagi pasar finansial, utamanya untuk aset-aset berisiko tinggi. Kedua, perekonomian Eropa yang sudah loyo selama bertahun-tahun bisa terpukul akibat retaknya perpolitikan setempat, sehingga permintaan akan minyak bisa tertekan.

Ketiga, keluarnya Inggris dari UE bisa berimplikasi pada depresiasi Pound dan Euro, serta menguatnya Dolar AS. Padahal, apresiasi Greenback memiliki efek menekan harga minyak. Sebagaimana dikatakan oleh Doug King dari RMCA Asset Management pada Wall Street Journal, "Jika Brexit (sungguh terjadi), maka gambaran makro akan cukup bearish bagi minyak dan dolar akan menguat -itu adalah resep untuk koreksi (harga)."

Dengan kata lain, apabila Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa pekan ini, maka harga minyak berpotensi jatuh.

 

267067
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.