Poundsterling melonjak terhadap Dolar AS pada Jumat (10/07) sore hari ini setelah data menunjukkan bahwa defisit perdagangan Inggris menyempit secara mengejutkan pada bulan Mei. Di samping itu, cerahnya harapan bagi Yunani untuk terbebas dari krisis sehubungan dengan akan tercapainya kesepakatan pada akhir pekan ini, menyumbangkan dukungan bagi aset-aset berisiko.
GBP/USD mendaki tinggi ke posisi 1.5455 selama pembukaan sesi Eropa, level tertinggi pair tersebut sejak hari Rabu. GBP/USD kemudian terkonsolidasi pada angka 1.5450, atau mengalami kenaikan 0.47 persen.
Biro Statitik Nasional Inggris (ONS) melaporkan pada hari ini, bahwa defisit neraca perdagangan menyempit ke posisi 8 miliar Poundsterling pada bulan Mei, dari sebelumnya di 9.39 miliar pada bulan April. Angka tersebut adalah revisi dari estimasi defisit sebelumnya di angka 8.56 miliar Poundsterling. Para analis telah mengekspektasikan, defisit perdagangan Inggris akan mencapai 9.70 miliar Poundsterling pada bulan Mei.
Yunani Mengalah?
Di samping itu, dalam waktu yang sama, sentimen pasar pun meningkat setelah Yunani dilaporkan bersedia "mengalah" untuk memotong anggaran belanja negara dan menaikkan pajak pada hari Kamis kemarin demi memperoleh bailout dari Uni Eropa, sebelum negara tersebut dinyatakan benar-benar bangkrut. Athena berusaha untuk mendapatkan bantuan sebesar 50 miliar Euro untuk jangka waktu tiga tahun. Pemerintah Yunani pun "berubah pikiran" dan dikabarkan bersedia untuk kembali austerity dengan total antara 12 miliar dam 13 miliar Euro, lebih besar daripada komitmen sebelumnya.
Keputusan Yunani ini kian mendekatkannya untuk membuka kunci bailout pada hari Minggu nanti sekaligus mengakhiri (sementara) kemelut krisis yang menyeretnya ke bibir jurang kebangkrutan. Poundsterling pun melemah terhadap Euro dengan EUR/GBP yang naik 0.18 persen ke 0.7189.