Dolar AS bergerak defensif melemah di sesi perdagangan Asia Selasa (13/September) siang ini karena pasar masih mencerna jungkat-jungkit spekulasi tentang rate bunga The Fed. Pernyataan terbaru dari anggota dewan Gubernur Fed, Lael Brainard, yang bersentimen dovish rupanya cukup ampuh menjadi katalis bagi mata uang AS. Padahal sebelumnya, sentimen kontra datang dari Eric Rosengren, Presiden The Fed untuk wilayah Boston yang juga memiliki hak suara dalam FOMC.
"Gagasan untuk kebijakan ketat saat ini terasa kurang menarik, di tengah penurunan tingkat pengangguran yang melambat, padahal dibutuhkan untuk menaikkan inflasi," kata Brainard dalam pidatonya di Chicago malam kemarin malam. Pejabat wanita tersebut tidak menyebutkan referensi spesifik apapun tentang kebijakan yang akan diatur dalam pertemuan FOMC akhir bulan ini.
Indeks Dolar, yang mengukur penguatan Dolar terhadap mata uang-mata uang mayor, tergelincir dari angka 95.10, menuju kisaran 95.35 di akhir pekan. Fed Funds saat ini hanya memasang kemungkinan sekitar 10 persen mengenai kesempatan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga bulan ini.
Investor Yakin FED Tak Naikkan Suku Bunga September
USD/JPY tampak melorot dengan diperdagangkan di angka 101.929 siang ini, turun dari level tinggi Senin kemarin di angka 102.82 walaupun masih cukup tinggi dibandingkan dengan level rendah bulan lalu di angka 101.20. Di samping itu, para investor yang skeptis akan tambahan stimulus masif dari BoJ membuat Yen menguat. Di sisi lain, EUR/USD bergerak flat di level rendah pada posisi 1.1235.
Menurut Etsuko Yamashita,"Brainard memang dikenal sebagai sosok yang dovish dan pidatonya tersebut memang terkesan sangat dovish." kata ekonom Sumitomo Mitsui Banking Corp. di New York yang dikutip oleh Bloomberg. "Oleh karena itulah, para investor makin yakin jika FED akan melupakan kenaikan tingkat suku bunga pekan depan dan hal ini akan memberatkan Dolar AS.