EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 158.190   |   GBP/USD 1.252   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,330.24/oz   |   Silver 27.48/oz   |   Wall Street 38,239.66   |   Nasdaq 15,927.90   |   IDX 7,097.20   |   Bitcoin 63,113.23   |   Ethereum 3,262.77   |   Litecoin 83.95   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan menerbitkan laporan keuangan periode kuartal I/2024 pada hari ini. Pendapatan diprediksi Rp2.67 triliun dengan rugi bersih Rp799 miliar, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp29.10 triliun per Maret 2024, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menyiapkan pelepasan sejumlah aset properti di kawasan Monas kepada investor asing sebagai salah satu persiapan pemindahan pemerintahan ke IKN Nusantara, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,1137, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 17,862, pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 38,489, 3 jam lalu, #Saham AS

Eks Pejabat Deutsche Bank Paparkan Kaitan Bitcoin Dengan Tensi Geopolitik

Penulis

Menurut Peter Tchir, Bitcoin akan menguat setiap kali ketegangan antara AS dan China meningkat. Hubungan keduanya bahkan bisa menjadi petunjuk awal yang dimanfaatkan investor.

Mantan eksekutif Deutsche Bank dari Jerman, Peter Tchir, mengatakan bahwa posisi Bitcoin saat ini adalah sebagai alat ukur dari ketegangan sektor geopolitik yang tersembunyi. Bahkan, Bitcoin juga bisa menjadi salah satu alat indikator untuk melihat apa saja yang sedang terjadi di balik layar ketika dua negara dengan ekonomi paling besar dunia, yaitu AS dan China, sedang melangsungkan pembicaraan. Kabar ini disampaikan oleh Peter Tchir dalam artikelnya di Forbes.

Peter Tchir

 

Bitcoin Berkorelasi Negatif Dengan Ketegangan Dagang AS-China

Dalam pernyataannya, Peter Tchir turut menyampaikan tentang analisanya yang dilakukan selama ini mengenai bagaimana hubungan antara kondisi perdagangan di sekitar Bitcoin dengan berita-berita fundamental, khususnya yang terkait dengan masalah perang dagang.

Peter mengungkapkan bahwa pergerakan harga Bitcoin sempat mengalami lonjakan yang cukup tinggi pada bulan Mei kemarin, ketika Presiden Trump menyampaikan komentar negatif tentang kesepakatan dengan China. Sementara saat pembicaraan dagang antara AS dengan China menunjukkan sinyal positif, permintaan Bitcoin mengalami penurunan.

Hubungan Bitcoin dengan Perang Dagang

"Dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin kurang lebih bergerak (kontras) sesuai headline berita; jatuh ketika pembicaraan dagang menunjukkan progres, dan naik saat headline bernada negatif muncul, seperti ketika Presiden Trump kemarin mengunggah cuitannya," ujar Peter Tchir.

Meski demikian, Peter mencermati jika reaksi Bitcoin pada isu ketegangan dagang terbaru tak terlalu signifikan seperti halnya di pasar saham. "Inikah pertanda bahwa para pejabat China sudah sadar jika headline yang muncul selama ini lebih negatif dari kenyataannya? Walaupun sinyalnya belum terlalu jelas, tapi untuk sekarang, saya rasa (pergerakan harga) Bitcoin mengindikasikan bahwa belum ada 'alarm' (kepanikan) di China, yang merupakan sinyal positif bagi pasar saham dan jalannya pembicaraan dagang," sambung Peter.

Pendapat Peter Tchir mengenai pergerakan Bitcoin yang berkorelasi negatif dengan gejolak kondisi global ini selaras dengan anggapan beberapa pengamat. Sebelumnya, muncul opini bahwa perang dagang bisa berdampak positif bagi harga Bitcoin. David Mercer dari LMAX Exchange bahkan menyebut jika Bitcoin bisa menjadi aset safe haven yang memang dicari para investor ketika kondisi global sedang tidak stabil.

289486
Penulis

Seorang trader sejak 2012 yang mempunyai hobi menulis. Suka membahas serunya persaingan ekonomi antar negara dengan sebuah tulisan. Aktivitas trading menggunakan Price Action dan rumor fundamental saja. Karena trading itu memang simpel.