EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 57 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 7 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 7 jam lalu, #Saham AS

Harga Emas Melebihi 1,100 Dolar AS, Analis Ragu Fed Rate Naik

Penulis

Emas kembali diperdagangkan di atas 1,100 Dolar AS per troy ons, akibat lemahnya inflasi AS. Kabar tersebut juga membuat para analis meragukan terjadi kenaikan Federal Funds Rate dalam pertemuan FOMC bulan Maret 2016.

Emas kembali diperdagangkan di atas 1,100 Dolar AS per troy ons, akibat lemahnya inflasi AS. Kabar tersebut juga membuat para analis meragukan terjadi kenaikan Federal Funds Rate dalam pertemuan FOMC bulan Maret 2016.

Emas

Saat berita ini ditulis, spot emas cenderung bergerak sideways dan meningkat 0.13 persen menuju USD 1102.45. Di bursa Comex New York, emas berjangka melemah 0.34 persen atau USD 3.90 ke 1,102.30 Dolar AS per troy ons. Sementara Indeks Dolar AS (DXY) juga menyusut 0.07 persen menjadi 98.99.

Kemarin (20/1), kontrak berjangka emas ditutup pada USD 1,106.20 per troy ons, naik lebih dari 1.5 persen dan membuat logam mulia ini kembali diperdagangkan di atas USD 1,100 per troy ons, menyusul lemahnya data inflasi Amerika Serikat. Menurut data yang dirilis Departemen Ketenagakerjaan AS, Consumer Price Index (CPI) bulan Desember dalam basis tahunan maupun bulan ke bulan, berada di bawah ekspektasi para analis.

Melemahnya inflasi AS akhir tahun lalu disinyalir sebagai akibat dari rendahnya harga energi dan bahan makanan. Kondisi tersebut meredupkan ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed lanjutan di bulan Maret mendatang. Para analis di CME Group memperkirakan kemungkinan naiknya tingkat bunga acuan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) minggu depan pada 9.5 persen. CME Group juga mengestimasi probabilitas 25.2 persen pada kenaikan Fed Rate dalam rapat FOMC bulan Maret.

258736
Penulis

M Septian mulai berkecimpung di dunia forex sejak 2015. Setelah itu, menyelami berbagai instrumen trading dan berlanjut menjadi jurnalis yang meliput seputar forex dan komoditas di Seputarforex mulai 2016.