EUR/USD 1.072   |   USD/JPY 156.820   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.656   |   Gold 2,333.30/oz   |   Silver 27.25/oz   |   Wall Street 38,386.09   |   Nasdaq 15,983.08   |   IDX 7,228.18   |   Bitcoin 63,841.12   |   Ethereum 3,215.43   |   Litecoin 83.52   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi atau pelepasan unit bisnis GoTo Logistics (GTL), 56 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2024, turun 2.13% menjadi Rp81.2 triliun, 57 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) akan melaksanakan RUPS pada 3 Mei 2024 yang diperkirakan memutuskan alokasi dividen, 59 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,144, sementara Nasdaq 100 mendatar di 17,908 pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones turun sedikit menjadi 38,543, 1 jam lalu, #Saham AS

Euro Anjlok Susul Ambruknya Harga Saham Deutsche Bank

Penulis

Euro mengalami tekanan yang dipicu oleh ambruknya harga saham Deutsche Bank sebesar 7 persen hingga $11.85 di hari Senin lalu, lebih buruk dibanding level rendah sebelumnya sekitar $18 saat krisis finansial 2009.

Euro nampak terpuruk di pasar forex pagi ini (28/9) setelah semalam ambruk akibat meningkatnya kekhawatiran akan kesehatan sistem finansial Eropa pasca mencuatnya isu kebobrokan Deutsche Bank yang merupakan salah satu bank terbesar di kawasan itu. AUD/USD ambles ke 1.1218 dari level tinggi $1.1280 yang dicapainya hari Senin lalu, sedangkan EUR/GBP anjlok hingga kini diperdagangkan di kisaran $0.8621.

Deutsche Bank

Pounds mendapatkan energi untuk menanjak setelah forecast World Trade Organisation (WTO) menyebutkan bahwa Inggris takkan mengalami resesi pasca referendum Brexit. Pimpinan Bank of England, Mark Carney, pun pagi ini menyatakan bahwa meski diekspektasikan terjadi perlambatan sebagai akibat Brexit, tetapi dalam jangka panjang ada prospek positif bagi ekonomi Inggris.

Di sisi lain, Euro mengalami tekanan yang dipicu oleh ambruknya harga saham Deutsche Bank sebesar 7 persen hingga menyentuh $11.85 di hari Senin lalu, lebih buruk dibanding level rendah sebelumnya sekitar $18 saat krisis finansial 2009. Pasalnya, US Department of Justice meminta Deutsche Bank untuk membayar balik $14 milyar guna menyelesaikan berbagai tuntutan hukum terkait praktik penjualan Mortgage-Backed Securities (MBS) menyesatkan yang dilakukannya sebelum krisis 2008/2009 meletus.

Kondisi finansial Deutsche Bank sebenarnya belum benar-benar pulih pasca krisis dan masih menghadapi banyak sekali tuntutan hukum, mulai dari money laundry di cabangnya di Rusia, praktek manipulasi forex di benua Eropa, hingga penjualan MBS yang menyesatkan di Amerika. Sejak tahun 2009, harga sahamnya terus melorot, tetapi mulai Januari 2016 nampak ada aksi jual besar-besaran dan memuncak kemarin setelah US Department of Justice mencetuskan tuntutan milyaran Dolar yang diprediksi bakal membangkrutkan bank terbesar di Jerman itu.

Majalah Jerman "Focus" melaporkan bahwa Kanselir Jerman Angela Merkel telah menampik kemungkinan bailout bagi Deutsche Bank, meski nilai sahamnya telah menyentuh level terendah sepanjang masa. Pemerintah Jerman berpandangan bahwa sediaan modal Deutsche Bank masih memadai, apalagi bank itu sudah lulus test-stress yang digelar European Banking Authority musim panas ini.

273323
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.