Tingkat pengangguran di Jepang sedikit meningkat pada bulan Juli. Selain itu, ketersediaan lapangan kerja masih belum melampaui level tertinggi yang tercapai semenjak 22 tahun yang lalu. Data tersebut membuktikan bahwa ada pengembangan pasar tenaga kerja Jepang tersendat.
Data Ketenagakerjaan Jepang
Tingkat pengangguran musiman yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Dan Komunikasi Jepang hari Jumat (29/08) pagi ini, naik ke 3.8 persen pada bulan Juli, dari sebelumnya di 3.7 persen. Estimasi median untuk tingkat pengangguran masih tidak mengalami perubahan. Rasio pelamar kerja pada bulan Juli berada di kisaran 1.10, tak berubah dari bulan sebelumnya. Rasio pelamar kerja mencapai yang tertinggi pada bulan Juni 1992 atau lebih dari dua dekade silam.
Angka penawaran pekerjaan baru, anjlok 1.5 persen pada bulan Juli. Pada bulan yang sama tahun lalu, data tersebut mengalami kenaikan sebanyak 4.5 persen.
Inflasi Inti Jepang
Selain laporan mengenai ketenagakerjaan, pagi ini Jepang juga menerbitkan angka inflasi inti tahun ke tahun untuk bulan Juli. Negara matahari terbit ini mencatatkan kenaikan inflasi inti sebanyak 3.3 persen, sesuai dengan ekspektasi.
Laporan penjualan retail Jepang untuk bulan Juli pagi ini dilaporkan mengalami peningkatan 0.5 persen, lebih tinggi daripada ekspektasi yang memperkirakan kenaikan hingga 0.1%. Produksi industri Jepang juga mengalami kenaikan 0.2%, di bawah prediksi perolehan 0.3% bulan ke bulan.
Respon Yen
Rentetan laporan-laporan ekonomi dari Jepang pagi ini membawa Yen sedikit menguat, dengan USD/JPY yang diperdagangkan di kisaran 103.73 dari sebelumnya di 103.71.
Selain akibat laporan-laporan tersebut, Yen yang berfungsi sebagai mata uang safe haven ini terpantau menguat akibat kembalinya gejolak ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Sementara itu, Euro melemah terhadap mata uang-mata uang lainnya termasuk yen, dengan EUR/JPY yang diperdagangkan di 136.72. Pada 28 Agustus kemarin, pair tersebut anjlok ke level rendah 136.510.