EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.280   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,368.46/oz   |   Silver 28.58/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,156.42   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 4 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

Aussie Jeblok Setelah RBA Kembali Pertahankan Suku Bunga Agustus 2014

Penulis

Dolar Australia kian tumbang menghadapi Dolar AS dan Euro setelah Bank Sentral Australia (RBA) mengumumkan kebijakan moneternya bulan ini. Menghadapi Yen, mata uang Australia tersebut akhirnya turun hingga separuh harga setelah sempat mengalami reli ke level tertinggi dalam satu tahun.

Dolar Australia kian tumbang menghadapi Dolar AS dan Euro setelah Bank Sentral Australia (RBA) mengumumkan kebijakan moneternya bulan ini. Menghadapi Yen, mata uang Australia tersebut akhirnya turun hingga separuh harga setelah sempat mengalami reli ke level tertinggi dalam satu tahun.

Dolar_Australia
Menyusul pengumuman tersebut, AUD/USD terbenam dari 0.9331 ke 0.9296 pada pukul 12:20 WIB. EUR/UAD melaju ke 1.4111 dari 1.4067 dan AUDJPY melambung dari 97.37 menjadi 97.59, level yang tertinggi sejak tanggal 31 Mei, dan kemudain mundur kembali ke posisi 97.45.

RBA Tak Ubah Suku Bunga

Pada Selasa (02/09) hari ini, RBA menyatakan untuk tetap mempertahankan suku bunga rendahnya di kisaran 2.5%. Dalam rilisnya, bank sentral tersebut juga mencatat bahwa ada pengembangan dalam kondisi bisnis dan sejumlah pemulihan sentimen rumah tangga. Investasi dalam sektor sumber daya dilaporkan mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya jumlah pengangguran di Negeri Kangguru.

Para pembuat kebijakan di RBA pun masih mengkhawatirkan penguatan Aussie, terbukti dari pernyataan Glenn Stevens, dalam rilis kebijakan RBA, yang berbunyi bahwa nilai tukar Dolar Australia masih berada di atas estimasi nilai fundamental yang diharapkan, terlebih lagi jika mengingat adanya penurunan pada harga komoditas.

Hal itu tak banyak dalam pencapaian keseimbangan pertumbuhan ekonomi. Dari situlah, akhirnya RBA memutuskan untuk mengambil tindakan yang paling bijak, yakni tak mengubah tingkat suku bunga.

Bank Sentral Australia tengah berupaya untuk menggiatkan pertumbuhan domestik, termasuk konstruksi permukiman. Tujuannya, untuk mempekerjakan para mantan pekerja tambang dan menghindari gap pertumbuhan yang muncul akibat makin pudarnya investasi sumber daya alam.

197350
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.