Poundsterling jatuh ke level terendah dalam seminggu terhadap Dolar AS hari ini (27/3) seiring meningkatnya permintaan pasar akan Greenback setelah data PMI Jasa AS tampil memuaskan dan pasar menantikan rilis data final GDP AS kuartal empat tahun 2014. GBP/USD menyentuh 1.4797 pada sesi Eropa pagi, level terendah pair ini sejak tanggal 20 Maret. Malam nanti, AS akan merilis data GDP tersebut serta indeks sentimen konsumen University of Michigan.
Data penjualan ritel Inggris bulan Februari yang dirilis kemarin ternyata mengejutkan pasar karena dilaporkan lebih baik dari perkiraan yaitu sebesar 5.7% dibanding 4.7%, walaupun sedikit turun dari 5.9% pada bulan sebelumnya. Dalam sebuah laporan dari Confederation of British Industry juga disebutkan bahwa indeks perusahaan ritel Inggris melonjak 17 poin ke 18.0 dalam bulan ini dibanding 1.0 pada bulan Februari. Aktivitas perdagangan serta industri di Inggris semakin menunjukkan perkembangan ekonomi yang lebih baik.
Sebelumnya, Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney memperkirakan bahwa tingkat inflasi akan berubah negatif tahun ini, yang akan menjadi pertama kalinya dalam lebih dari lima dekade. Carney mengatakan bahwa kekuatan Sterling telah memperkuat tekanan disinflasi terhadap perekonomian, meskipun dia cenderung berpendapat bahwa inflasi akan meningkat lagi secara bertahap dan para pengambil keputusan harus memandang lebih jauh daripada sekedar kelemahan sementara saat ini. Namun demikian, kepala ekonom BoE, Andy Haldane, berpendapat para pejabat meremehkan ancaman deflasi dan suku bunga bisa saja diturunkan bukannya dinaikkan.