Mata uang China, Yuan atau Renminbi, dilaporkan menguat di hari Senin (31/08) ini setelah Bank Sentral China (PBoC) menguatkan nilai tukar acuannya sementara bank-bank milik pemerintah masih diminta untuk terus mendukung mata uang China, demikian yang dikutip oleh Reuters.
Nilai tukar acuan Yuan telah menguat sebanyak 93 basis poin ke level 6.3893 terhadap Dolar AS, lebih kuat 0.15 persen dari midpoint sebelumnya, demikian yang tercatat di China Foreign Exchange Trading System. Menurut laporan dari Xinhua, di pasar forex spot China, Yuan memang mungkin untuk dinaikkan ataupun diturunkan hingga 2 persen dari tingkat paritas acuan di hari-hari sebelumnya.
Untuk bulan Agustus ini, mata uang China telah didepresiasi oleh pemerintahnya sebanyak 2.7 persen. Sebagian besar kerugian yang diderita oleh Yuan terjadi setelah PBoC memotong nilai tukar Yuan tiga hari berturut-turut hingga hampir 2 persen mulai 11 Agustus lalu.
Penguatan Yuan Diduga Intervensi
"Bank-bank milik pemerintah China telah membeli sejumlah besar Yuan pagi tadi," ungkap salah seorang trader di sebuah bank Asia di Shanghai. Bank-bank itu diduga sedang melakukan intervensi atas perintah bank sentral untuk memperkuat Yuan hingga senilai 6.38 Dolar AS, demikian menurut sejumlah trader yang diwawancarai oleh Reuters.
Sementara itu, Perdana Menteri Li Keqiang menegaskan dalam pidatonya akhir pekan lalu, bahwa tak ada basis yang khusus untuk melanjutkan depresiasi Yuan menyusul devaluasinya pekan lalu. Yuan, menurut Li Keqiang, pada dasarnya akan tetap stabil di level seimbang. Pernyataan tersebut muncul di tengah rumor pasar yang merasa bahwa apa yang dilakukan China pekan lalu disebabkan oleh tekanan politik untuk mendukung ekspor.
