Gross Domestic Product (GDP) kuartal ke-3 yang merangkum akumulasi dari produksi barang dan jasa rakyat AS malam ini (24/11) tersaji dengan apik. Namun demikian, masih belum meratanya pertumbuhan di beberapa sektor diperkirakan akan menahan usaha perbaikan di periode berikutnya. Di saat yang sama, Euro masih menunggu sentimen yang lebih kuat dan masih fokus pada posisi bertahan.
Masih Menyisakan Kelemahan
Akankah hasil dari kuartal ke-3 ini mencukupi hitungan para petinggi The Fed? Seberapa kuatkah skenario menaikkan suku bunga acuan bakal positif terjadi di bulan Desember tahun ini? Bagi sementara ekonom, hasil ini sudah layak untuk mendasari pengambilan kebijakan tersebut.
GDP AS kuartal III/2015 secara year-on-year dilaporkan naik 2.1 persen, lebih tinggi dari laporan first estimate dan perkiraan ekonom, tetapi lebih rendah dibanding pencapaian kuartal dua yang sebesar 3.9 persen. Tercatat ekspor berkurang sekitar 0.9 persen akibat penguatan mata uang dolar AS dan pengurangan belanja besar-besaran (sekitar 47.1 persen) di sektor energi dan juga munculn indikasi tingkat konsumsi masyarakat AS yang turun di awal kuartal ke-4. Namun hal tersebut terlihat tidak berdampak signifikan bagi pertumbuhan secara keseluruhan
Faktor pendorong GDP periode ke-3 terlihat lebih terdongkrak akibat sumbangsih kekuatan sektor properti. Dengan naiknya harga tempat tinggal dan didukung stabilnya serapan pasar tenaga kerja membuat sektor properti seakan menjadi kartu as bagi pertumbuhan ekonomi ke depan. Selain itu, naiknya gairah investasi di luar sektor tempat tinggal (melonjak dari sebelumnya yang hanya 4.0 persen menjadi 7.1 persen) terpantau juga turut membantu penguatan pertumbuhan.
Stimulan Masih Kurang
Investor Euro hari ini benar-benar tak menunjukkan keinginannya untuk bergerak. Sentimen cukup kuat dari naiknya kepercayaan akan iklim usaha di Jerman yang dirilis hari ini (Ifo Business Climate) pun tak banyak dilirik oleh investor. Sedikit koreksi terjadi hari ini hanya membuat mata uang yang menyatukan Benua Eropa naik ke level 1.0660. Selebihnya malahan Euro kembali tertekan ke level 1.0620.