Sebuah data resmi yang dirilis oleh Biro Sensus pada hari Jumat (12/2) menunjukan penjualan ritel AS selama bulan Januari 2016 mengalami peningkatan, sehingga hal ini membantu Greenback memangkas pelemahannya terhadap major currency yang sudah berlangsung sepanjang pekan ini.
Meskipun telah terjadi badai salju pada bulan Januari silam, tetapi itu tidak menurunkan minat konsumen AS untuk berbelanja ritel. Menurut data, penjualan ritel AS selama bulan Januari yang dirilis oleh badan pemerintah mengalami peningkatan sebanyak 0.2 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan ekpektasi para ekonom yang mematok hanya akan meningkat 0.1 persen.
Penguatan Dollar AS semakin terbantu karena data retail sales pada periode sebelumnya direvisi naik dari - 0.1 persen menjadi 0.2 persen. Sektor otomotif, bahan makanan dan penjualan online menjadi pendorong utama meningkatkan penjualan retail negeri paman Sam tersebut.
Sementara itu, data core retail sales, atau data penjualan retail tanpa memasukan sektor otomotif, hanya mencatat peningkatan sebesar 0.1 persen pada periode yang sama. Meskipun demikian, ini masih lebih baik dari estimasi ekonom yang memprediksi core retail stagnan sales bulan januari.
Penjualan ritel menjadi indikator ekonomi penting karena salah satu komponen utama yang dapat mempengaruhi PDB AS. Diketahui bahwa belanja konsumen menyumbang 60 persen lebih dari total PDB, sehingga peningkatan belanja konsumen dapat dijadikan sebagai bukti bahwa perekonomian AS masih solid hingga awal tahun 2016.
Peningkatan penjualan ritel AS tersebut berdampak positif bagi Greenback, seperti yang terlihat pada pair EUR/USD yang langsung melemah sebanyak 0.26 persen dan bertahan di level 1.1232 pasca rilis data retail sales. Sementara itu, Dollar AS juga menguat terhadap Poundsterling. Pair GBP/USD terpantau melemah 0.43 persen dan saat ini diperdagangkan di level 1.4444 atau semakin menjauhi harga tertinggi harian 1.4469.
