Apresiasi Yen makin meluas di tengah gugupnya pasar forex pada Selasa (03/05) sore hari ini. Mata uang Jepang tersebut melonjak ke level tinggi dua bulan terhadap Dolar Australia dan memuncaki level tinggi 18 bulan terhadap Dolar AS, khususnya setelah Bank Sentral Australia memotong suku bunganya pagi tadi.
Dolar AS makin terbenam di sesi perdagangan Eropa hari ini mencapai level 105.65 yen, terendah sejak bulan Oktober 2014. Kekhawatiran terhadap rendahnya inflasi dan lambatnya pertumbuhan global membuat para investor berpaling ke aset berimbal hasil rendah serta ke mata uang safe haven. Termasuk Euro, yang juga menjadi mata uang safe haven seperti Yen, mengalami kenaikan tipis 0.4 persen terhadap Dolar AS menuju level 1.1580, tertinggi sejak bulan Agustus.
RBA Masuk Ke "Klub Moneter Longgar"
Bank Sentral Australia (RBA) akhirnya bergabung dengan bank-bank sentral negara maju dalam penerapan kebijakan moneter longgar. RBA memutuskan untuk memotong suku bunganya sebanyak 25 basis poin menjadi 1.75 persen di tengah inflasi Australia yang terus menurun. Para pelaku pasar yang kemarin sudah sebagian besar yakin bahwa RBA akan mempertahankan suku bunganya, akhirnya menjual Dolar Australia mereka begitu kebijakan RBA ternyata di luar ekspektasi.
AUD/USD sore ini diperdagangkan di angka 0.7597, mulai menghapus hampir setengah keterpurukannya sesaat setelah kebijakan RBA siang tadi yang mencapai angka 0.7561. Sedangkan terhadap Yen, Dolar Australia tumbang hingga 1.8 persen menuju angka 80.02 yen.
RBA Senang, BoJ Dan ECB Meradang
Analis Forex, Niels Christensen mengatakan pada Reuters bahwa kebijakan moneter RBA hari ini adalah sebuah kejutan yang membuat Dolar Australia habis terjual setelahnya. Mungkin RBA akan senang melihat bagaimana reaksi Dolar Australia hari ini. Namun menurut Christensen, perlu diingat bahwa masih ada BoJ dan ECB yang tak akan senang dengan bagaimana menggilanya penguatan Yen dan Euro hari ini.
Sedangkan analis dari Nordea Bank di Singapura, Jesper Bargmann, mengatakan bahwa dengan demikian tema USD/JPY masih akan menjadi tema utama di pasar.
Seiring dengan penguatan Yen tersebut, sebuah media Jepang melaporkan bahwa PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden Prancis Francois Holland mengomentari pergerakan mata uang hari ini sebagai pergerakan yang kurang disukai.