EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,148.33   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 1 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 1 jam lalu, #Saham AS

Poundsterling Dihempaskan Kekalutan Brexit Ke Titik Nadir Kedua 2016

Penulis

Pemungutan suara sementara yang dipublikasikan pada akhir pekan lalu menunjukkan bahwa masih lebih banyak rakyat Inggris yang ingin negara mereka mengakhiri keanggotaannya dengan Uni Eropa. Poundsterling pun terpelanting 1.4 persen pada hari Jumat lalu yang menjadi penurunan terbesar keduanya dalam tahun ini.

Poundsterling jeblok ke level rendah delapan minggu terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Asia Senin (13/06) pagi ini di tengah kekalutan menjelang referendum yang memungkinkan Inggris keluar dari Uni Eropa 23 Juni mendatang. Di sisi, lain mata uang safe haven seperti Yen, kebanjiran permintaan, karena mood yang suram sehubungan aksi penembakan masal yang kembali terjadi di Amerika Serikat.

brexit-pound-exchange-rate


Persaingan Suara Sangat Ketat

Pounds sterling Inggris terpelanting 1.4 persen pada hari Jumat lalu menuju angka 1.4249, yang menjadi penurunan terbesar keduanya dalam tahun ini. Pada tanggal 18 April, GBP/USD pernah terpukul hingga ke level rendah 1.4159. Di sesi perdagangan pagi ini, GBP/USD masih meneruskan penurunan sebanyak 0.2 persen menuju angka 1.4208.

Shin Kadota, Ahli Strategi Forex di Barclays yang diwawancarai oleh Reuters mengatakan, "Referendum (Brexit) makin mendekat dan polling sementara opini menunjukkan persaingan yang sangat ketat,"

Pemungutan suara sementara yang dipublikasikan pada akhir pekan lalu menunjukkan bahwa masih lebih banyak rakyat Inggris yang menginginkan agar negara mereka mengakhiri keanggotaannya dengan Uni Eropa. Kondisi ini menyebabkan volatilitas Sterling melonjak, karena, pasar merasa mereka akan membutuhkan perlindungan saat mata uang Inggris jatuh.

Volatilitas Pound untuk tiga bulan meroket hingga 17.2 persen, yang sekaligus menjad level tertinggi sejak awal tahun 2009. Tak hanya terhadap Dolar, terhadap Euro pun, Poundsterling harus runtuh hingga menyentuh level rendah satu bulan. EUR/GBP sudah menggapai level tinggi 0.7924 dari posisi 0.7814 yang sempat tercapai pada hari Jumat lalu.


Yen Jadi Incaran

Yen, sebagai mata uang safe haven, kembali bullish menuju level tertingginya dalam tiga tahun terhadap Sterling dan Euro. Mata uang Jepang menjadi incaran para investor selain karena kegemparan Brexit di Inggris juga dikarenakan oleh suasana mencekam yang melanda AS terkait aksi penembakan yang memakan korban jiwa pada hari Minggu kemarin.

GBP/JPY merosot mendekati level rendah tiga tahun di angka 150.68, setali tiga uang, EUR/JPY turut terseret ke titik nadir tiga tahun di angka 119.52. Terhadap Dolar AS, Yen kembali unggul dimana USD/JPY turun 0.4 persen menuju posisi 106.60 mendekati level terendah satu bulan di angka 106.26 yang tersentuh pada hari Kamis.

266437
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.