EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 7 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 7 jam lalu, #Saham AS

Deutsche Bank: 6 Alasan Mengapa EUR/USD Tidak Akan Runtuh Meski Brexit

Penulis

Menurut George Saravelos, Ahli Strategi dari Deutsche Bank yang dikutip oleh eFXnews, ada 6 alasan mengapa EUR/USD tidak akan jeblok jika Inggris exit dari Uni Eropa (Brexit), di antaranya akan dijabarkan dalam artikel ini.

Menjelang referendum Inggris yang menentukan keanggotaannya di Uni Eropa hari Kamis (23/Juni) ini, berbagai spekulasi tentang mata uang merebak dan prediksi-prediksi dari lembaga-lembaga keuangan terkemuka dunia mulai marak dipublikasikan. Setelah Goldman Sachs, kali ini prediksi juga diluncurkan oleh Deutsche Bank.

deutsche_bank
Menurut George Saravelos, Ahli Strategi dari Deutsche Bank yang dikutip oleh eFXnews, ada 6 alasan mengapa EUR/USD tidak akan jeblok jika Inggris exit dari Uni Eropa (Brexit), di antaranya:

  1. Brexit akan menyingkirkan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed di bulan Juli. Imbal hasil obligasi AS akan jatuh. Di sisi lain, pihak Deutsche Bank telah memperkirakan bahwa ECB akan menyikapi hal itu dengan memotong suku bunga deposit sebanyak 15 basis poin namun sepertinya tidak akan bisa lebih dari angka itu, mengingat Draghi telah mengungkapkan pada bulan Maret lalu bahwa ia tidak akan memotong suku bunga secara agresif lagi.
  2. Euro akan tampil prima dalam sentimen penghindaran risiko. Secara historis, orang-orang Eropa akan memulangkan aset-aset asingnya selama periode ketidakpastian. Sementara itu, korelasi antara pasar ekuitas dengan Euro yang seandainya nanti diperdagangkan lemah, terbilang negatif.
  3. Pasar mungkin tak hanya menilai kembali risiko politik "anti-establishment" di Eropa tetapi juga akan mempertimbangkan kondisi menjelang pemilu presiden AS bulan November mendatang.
  4. Sulit untuk mengidentifikasi sebuah likuiditas yang relevan dengan cepat atau mengidentifikasi credit event dalam sistem finansial yang menyebabkan tekanan sistemis di Zona Euro. Backstop likuiditas bank sentral sangat kuat dan pengumuman ke masyarakat sehari setelah referendum akan makin memperkuat hal itu.
  5. Jeda waktu dan pelaksanaan antara Brexit dengan event-event politik Uni Eropa lainnya cukup panjang dan tidak bisa dihitung. Tak ada referendum lain yang dijadwalkan di Eropa setelah ini. Apabila pemilu Spanyol hari Minggu besok tak meleset jauh dari ekspektasi, maka pasar akan berupaya dengan mengidentifikasi katalis untuk melanjutkan pemasangan harga.
  6. Dari pengalaman gapping menurun dalam reli EUR/USD saat referendum Grexit tahun lalu, maka untuk referendum Brexit ini, efek penurunan langsungnya akan lebih mudah untuk dididentifikasi.

Kesimpulannya, apapun hasil dari referendum Inggris nanti, Deutsche Bank tidak akan mengubah outlook EUR/USD jangka menengahnya. Faktor-faktor yang pada awalnya tampak membebani gerak EUR/USD nantinya akan berakhir dengan mendukung EUR/USD. Deutschebank tidak mengantisipasi penurunan lebih besar dari 2 persen di pair EUR/USD dalam putusan Brexit.

267165
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.