Yen mengendur terhadap Dolar AS setelah sempat mendapat perolehan di sesi perdagangan Asia, Rabu (27/September) pagi ini karena para investor memperhatikan komentar dari pejabat penting The Fed dan mempertimbangkan tiga kali debat Capres AS menjelang pemilu pada awal November mendatang.
USD/JPY mengubah posisinya dengan kenaikan 0.17 persen menuju angka 100.59. Kemarin, penguatan Dolar AS terdukung oleh kemenangan calon presiden AS dari partai Demokrat, Hillary Clinton dalam debat pertama kontra Donald Trump.
Pidato Stanley Fischer The Fed
Malam tadi, Wakil Ketua The Fed, Stanley Fischer, mengatakan bahwa ekonomi AS telah mulai memasuki masa dimana sektor upah buruh menjadi lebih baik, meskipun dirinya masih mengharapkan kenaikan lagi.
"Akhirnya, pendapatan para pekerja (buruh) mulai menunjukkan kenaikan yang lebih cepat dibandingkan dengan pendapatan kelas menengah ke atas dalam skala pendapatan," kata Fischer sebagai jawaban atas pertanyaan seteah pidatonya di Howard University.
Akan tetapi, Fischer yang juga Mantan Kepala Ekonom IMF tersebut mengatakan, komentarnya mencakup sektor ketenagakerjaan secara umum, dan ketika ditanya mengenai kemungkinan tentang tak adanya kenaikan suku bunga dalam perekonomian, Fischer mengatakan bahwa ia tidak menyukai kondisi semacam it (suku bunga tidak naik). Akan tetapi, Fischer menambahkan bahwa kebijakan moneterr AS bukan melulu tentang poin kenaikan suku bunga.
Sementara itu di Jepang, tidak ada rilis data ekonomi pagi ini. Namun, salah seorang penasihat ekonomi PM Shinzo ABe, Koichi Hamada, memberikan pernyataan kepada Bloomberg bahwa kuatnya Yen masih dapat berdampak buruk bagi kebijakan Bank Sentral Jepang. Sehingga, pihaknya menyatakan akan terus memantu penguatan Yen terhadap Dolar AS dan mata uang-mata uang lainnya.
