Seputarforex.com - Yen sedikit menguat di sesi perdagangan Asia Jumat (30/September) pagi ini karena PMI Manufaktur Caixin China dilaporkan sesuai dengan ekspektasi, mengimbangi beragamnya data ekonomi Jepang seperti CPI, belanja masyarakat, produksi industri, dan ketenagakerjaan. Meski demikian, gerak USD/JPY cukup stabil di angka 101.48, masih jauh dari level rendah 100.085 yang tersentuh pada hari Selasa lalu. Kemarin, Yen sempat terempas terhadap Dolar AS akibat buruknya data penjualan ritel Jepang.
Rilis Data Ekonomi Jepang
Pagi ini merupakan hari yang sibuk di Jepang, dengan dirilisnya beragam data ekonomi negara tersebut, antara lain:
- Belanja masyarakat yang turun drastis 3.7 persen dibandingkan dengan penurunan 1.0 persen bulan ke bulan dan penurunan 4.6 persen tahun ke tahun, serta estimasi penurunan 2.5 persen;
- CPI inti Jepang menurun 0.5 persen lebih bedar dari ekspektasi penurunan 0.4 persen tahun ke tahun, penurunan yang keenam kali berturut-turut. Sedangkan CPI headline Jepang menurun 0.5 persen pada bulan Agustus sesuai ekspektasi;
- Tingkat pengangguran untuk bulan Agustus di Jepang naik dari bulan sebelumnya ke kisaran 3.1 persen namun masih dekat ke level rendah 21 tahun pada bulan Juli.
Sementara itu, China sebagai negara tetangga Jepang sekaligus untuk tujuan ekspor, pagi ini melaporkan data Caixin PMI untuk bulan September yang berada pada angka 50.1 sesuai ekspektasi.
Yen, yang sering dimanfaatkan sebagai mata uang safe-haven, memantul naik karena tergelincirnya harga saham global akibat kekhawatiran akan kondisi Deutsche Bank yang sedang di bawah tekanan untuk membayar denda sebesar $14 milyar guna menyelesaikan berbagai tuntutan hukum terkait praktik penjualan Mortgage-Backed Securities (MBS) menyesatkan yang dilakukannya sebelum krisis 2008/2009.
Yen sudah menghimpun kenaikan sebanyak 2.0 persen dalan kuartal ketiga ini dalam jalur pembentukan penguatan kuartalan karena para investor menduga bahwa Bank Sentral Jepang (BoJ) telah mencapai batas praktis penerapan stimulus serta telah kehilangan pengaruh untuk mengendalikan penguatan Yen.
