EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 7 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 7 jam lalu, #Saham AS

Aktivitas Manufaktur AS Bulan September Berekspansi, Greenback Kembali Menguat

Penulis

Indeks PMI Manufaktur yang dirilis oleh Institute for Supply Management, menunjukan aktivitas manufaktur AS selama bulan September berekspansi dengan meraih angka 51.5 melampui ekspektasi ekonom.

Data Fundamental yang rilis pada hari Senin (3/10) malam datang dari laporan Aktivitas Manufaktur AS bulan September yang berekspansi, sehingga mendorong Greenback menguat terhadap mayor currency.

Aktivitas Manufaktur AS Bulan September

Indeks PMI Manufaktur yang dirilis oleh Institute for Supply Management, menunjukan aktivitas manufaktur AS selama bulan September berekspansi dengan meraih angka 51.5 melampui ekspektasi ekonom sebelumnya yang hanya mematok di angka 50.4. Hasil rilis data Aktivitas PMI Manufaktur AS yang rilis malam ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan perolehan bulan Agustus lalu dimana sempat berada di teritory kontraksi di angka 49.4

Pasca rilis data PMI Manufactur AS bulan September yang kembali ke jalur ekspansi membuat Greenback terpantau menguat versus berbagai mata uang utama dunia seperti yang terlihat pada malam hari ini. Dollar AS kembali rebound terhadap Euro setelah sempat melemah tajam hari jumat pekan lalu, EUR/USD turun dan sempat menyentuh level lowest harian 1.1204.

Sementara itu posisi Greenback versus Poundsterling semakin dominan saja pasca rilis data PMI Manufaktur AS malam ini cukup memuaskan. GBP/USD terpantau semakin terbenam ke level terendah sejak bulan Juli lalu dimana saat ini diperdagangkan pada harga 1.2835.

Komentar dari PM Inggris, Theresa May yang menghendaki proses pemisahan Inggris dari Uni Eropa selesai secepatnya atau paling lambat hingga pertengahan tahun 2017 mendatang. Poundsterling lantas semakin kehilangan tenaganya karena sebagian besar Investor memilih opsi Sell Off Poundsterling ditengah suramnya outlook Perekonomian Inggris pasca Brexit, Investor lebih memilih mengalihkan asetnya ke valuta safa heaven seperti Yen dan Franc Swiss.

 

Investor Menunggu Kejelasan Penyelamatan Deutsche Bank

Kondisi suram di Inggris juga sejalan dengan Eropa daratan dimana saat ini fokus Investor tertuju pada upaya Pemerintah Jerman memberikan dana talangan kepada Deutsche Bank yang dituntut oleh U.S. Department of Justice membayarkan denda sebesar USD 14 Milyard. Jelas hal ini mengacam likuiditas bank terbesar di Jerman yang telah berdiri sejak tahun 1870 tersebut

Sementara itu Pemerintah Jerman juga berada di posisi yang serba salah, ibarat makan buah simalakama. Kanselir Angela Merkel diminta berbagai pihak untuk menyelamatkan Deutsche Bank dengan memberikan bantuan pinjaman, namun disisi lain memberikan pinjaman sebesar 14 Milyard USD kepada Deutsche Bank dengan menggunakan uang pajak dari rakyat tentu saja mengundang dampak negatif terhadap polularitas Angela Merkel yang akan bertarung kembali di Pemilihan Kanselir 2017 mendatang dimana saat ini pelaku pasar masih menunggu keputusan apa yang akan diambil oleh Kanselir Jerman yang berusia 62 tahun tersebut.

273609
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.