Seputarforex.com - Sempat stabil hingga sesi perdagangan Asia pagi tadi, Sterling kembali tergelincir di sesi perdagangan Eropa sore ini. Keresahan terhadap kemungkinan Inggris yang akan bersikeras untuk menggunakan metode "hard exit" dari Uni Eropa, masih menjadi faktor yang dominan bagi pergerakan Pounds Sterling.
GBP/USD menyentuh low 10 minggu terbaru terhadap Dolar AS dengan diperdagangkan di angka 1.2106 sore ini, level terendah sejak tanggal 25 Oktober. Di sesi perdagangan sebelumnya, GBP/USD bergerak di kisaran 1.2116, lebih tinggi 0.3 persen dari level sore ini.
Tak hanya Dolar, Euro juga memanfaatkan kemunduran Pounds Sterling ini dengan mendaki ke level tinggi satu tahun di posisi 1.06. Saat berita ini ditulis, EUR/GBP diperdagangkan di angka 0.8753.
Kemarin, PM Inggris Theresa May mengutarakan pernyataan yang diterjemahkan sebagai kecenderungan untuk menggunakan metode "hard Brexit" dalam negosiasi dengan Uni Eropa. Ia rela Inggris kehilangan akses penuh ke pasar tunggal Uni Eropa asalkan bisa mendapat kendali penuh atas peraturan keimigrasian.
Berdasarkan naskah wawancara May dengan Sky News yang dilansir oleh Bloomberg kemarin, tertulis bahwa meninggalkan Uni Eropa adalah tentang "mendapatkan hubungan yang tepat, bukannya hanya menjadi bagian kecil dari keanggotaan."
Meskipun Dolar Sedang Gugup
Inilah yang menjadikan Sterling sebagai mata uang berperforma terburuk di awal pekan ini walaupun Dolar AS juga sedang tertekan menyambut konferensi pers Donald Trump untuk pertama kalinya sejak terpilih sebagai presiden besok malam. "Kegugupan pasar tentang konferensi pers Donald Trump - untuk pasar forex - terfokus pada apa yang akan diangkat menjadi yang terpenting dalam rencana ekonominya ... untuk kebijakan perdagangan, untuk hubungan dengan China," kata ahli forex Commerzbank, Esther Reichelt di Frankfurt yang dikutip oleh Reuters.