Seputarforex.com - Yen Jepang menguat terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Asia, Kamis (12/Jan) pagi tadi setelah konferensi pers pertama Donald Trump dianggap gagal memberikan rincian kebijakan ekonominya. Selain itu, Jepang pun merilis data neraca berjalannya yang masih surplus.
Jepang mencetak surplus neraca berjalan dalam 29 bulan berturut-turut hingga November karena nilai impor yang jatuh lebih dalam daripada ekspor akibat apresiasi Yen dan harga minyak mentah.
Surplus neraca berjalan Jepang, salah satu yang terbesar dalam kancah perdagangan internasional, naik 28.0 persen dari satu tahun sebelumnya menuju 1.42 triliun yen, lapor Kementerian Keuangan Jepang. Perdagangan barang-barang membukukan surplus sebanyak 313.4 miliar yen karena penguatan yen terhadap mata uang-mata uang lainnya mengakibatkan penurunan nilai minyak dan impor-impor lain.
Ketergantungan Jepang pada impor minyak mentah masih cukup besar, khususnya sejak bencana gempa bumi 2011 yang merusak pembangkit listrik tenaga nuklir andalan Jepang di Fukushima. Nilai impor minyak ke Jepang tergelincir 14.4 persen pada bulan November. Sementara, harga rata-rata minyak mentah saat ini meningkat 3.3 persen dari satu tahun sebelumnya.
Yen Berjaya
Menyusul laporan ini, USD/JPY diperdagangkan pada harga 114.83, menurun 0.48 persen dari level sebelumnya. Pernyataan presiden terpilih AS, Donald Trump, dalam konferensi pers malam tadi berdampak pada kemunduran Dolar AS. Sedangkan EUR/JPY juga menurun hingga ke 121.52 selama sesi perdagangan Tokyo ini, dari close price 121.79 sebelumnya.
Harapan pasar, Trump akan memberikan rincian tentang rencana kebijakan ekonominya yang dispekulasi dapat menggenjot pertumbuhan AS atau aturan lebih rinci tentang pemotongan pajak. Namun, ia justru lebih banyak menyinggung soal kesempatan kerja sama antara AS dengan Rusia.
