Seputarforex.com - Dolar Australia bertahan di level tingginya terhadap Dolar AS pada hari Jumat (13/Jan) pagi ini, walaupun rilis data perdagangan China menunjukkan level ekspor yang terus merosot. Secara keseluruhan, neraca perdagangan negara partner nomor satu bagi Australia ini membukukan surplus sebanyak $40.82 miliar, sedikit di bawah ekspektasi sebanyak $44.5 miliar.
Penyumbang terbesar dari surplus tersebut memang berasal dari segi ekspor. Namun, ekspor China sebetulnya melorot sebanyak 6.1 persen (YoY). Ekspektasinya, kemelorotan hanya mencapai 4.1 persen saja. Sedangkan impor China, dilaporkan naik 3.1 persen (YoY), lebih tinggi daripada ekspektasi.
Beijing Akui Akan Adanya Tantangan Dan Kesulitan Tahun Ini
Angka-angka tersebut menggarisbawahi potensi kesulitan yang akan dihadapi oleh China di tengah era globalisasi. Pemerintah di Beijing rupanya masih cukup jeli untuk menyadari hal ini. Departemen Perdagangan mengakui bahwa sektor perdagangan masih akan rumit dan menantang di tahun 2017.
Kantor Bea Cukai China hari ini pun melaporkan bahwa situasi perdagangan internasional masih menghadapi kesulitan. Ada kemungkinan, China akan menjadi negara yang paling dipecundangi jika deglobalisasi masih bertahan.
Selain itu, volatilitas mata uang China juga melatarbelakangi data perdagangan hari ini. Yuan berada di level rendah delapan tahun terhadap Dolar AS sejak gejolak yang terjadi menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS.
AUD/USD
Dolar Australia yang dianggap sebagai mata uang proxy untuk pertaruhan tentang ekonomi China, ternyata tak terusik akan kabar hari ini. AUD/USD diperdagangkan di angka 0.7859, masih berada di level tinggi yang terbentuk sejak kemarin. Dolar AS sedang berjuang untuk pulih dari kekecewaan yang timbul pasca konferensi pers Donald Trump kemarin.