Departemen Perdagangan AS pada hari Jumat (13/1) melaporkan data Penjualan Ritel untuk bulan Desember 2016 yang tumbuh melewati estimasi. Selain itu, laporan inflasi produsen juga menghiasi sejumlah rilis data fundamental malam ini.
Retail Sales atau penjualan ritel di AS tumbuh solid pada bulan Desember sebesar 0.6 persen, melewati estimasi ekonom pada jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 0.5 persen. Data Retail Sales November juga direvisi naik menjadi 0.2 persen. Membaiknya Penjualan Ritel selama Desember tahun lalu, disebabkan karena permintaan otomotif meningkat pesat.
Sementara itu, Core Retail Sales yang tidak memperhitungkan sektor otomotif, energi dan material, bulan lalu hanya membukukan kenaikan 0.2 persen, tidak jauh berbeda dengan perolehan periode sebelumnya. Secara keseluruhan, data penjualan ritel cukup memuaskan dan bisa menjadi bukti lebih jauh atas pencapaian pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam kuartal ke-4 tahun 2016.
Terus membaiknya pasar tenaga kerja yang diiringi dengan pertumbuhan upah pekerja yang meningkat signifikan menjadi salah satu faktor utama tumbuhnya pengeluaran rumah tangga AS, yang pada akhirnya diharapkanakan ikut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi AS.
Inflasi Produsen Tumbuh 0.3 Persen
Pada awal sesi New York tadi, Biro Statistik Tenaga Kerja juga merilis data Inflasi Produsen bulan Desember yang tumbuh 0.3 persen, sedikit lebih rendah bila dibandingkan data pada periode sebelumnya sebesar 0.4 persen. Namun, data PPI yang rilis malam ini masih lebih tinggi dari estimasi ekonom untuk kenaikan 0.1 persen.
Inflasi di tingkat Produsen secara langsung akan mempengaruh CPI. The Fed sangat memperhatikan data CPI sebelum mengambil suatu keputusan terhadap besaran nilai suku bunga acuan. Sehingga, data PPI bisa dijadikan Leading Indicator fundamental untuk memprediksi tingkat inflasi konsumen.
Pasca rilis data ekonomi AS yang variatif, Greenback terpantau menguat pada pukul 21:31 WIB malam ini, memangkas pelemahan yang sempat terjadi di sesi Asia dan Eropa tadi. EUR/USD berada di level 1.0635; sedangkan GBP/USD berpotensi untuk terus melandai dan kini diperdagangkan pada level 1.2154. Performa Greenback jangka pendek masih tertekan pasca Konferensi Presiden Terpilih yang masih belum memberikan petunjuk dan rincian atas janji-janji-nya selama masa kampanye tahun lalu.